DIBENTUK, DEWAN RISET NASIONAL

DIBENTUK, DEWAN RISET NASIONAL

Presiden melalui Surat Keputusannya no. I tahun 1984 telah membentuk Dewan Riset Nasional. Dewan ini, yang kemudian disingkat menjadi DRN, bertugas mengadakan perumusan, monitoring/pemantapan dan evaluasi tentang penelitian.

Hasil tugas itu berupa program utama penelitian dan akan disumbangkan kepada lembaga-lembaga penelitian, baik di lingkungan departemen maupun non departemen, sehingga kegiatan-kegiatan penelitian dapat terpusat pada masalah pembangunan.

Asisten V Menteri Negara Ristek, Prof. Dr. Sukardji Ranumihardjo, ketika menjelaskan masalah ini di hadapan peserta Rakornas Ristek lebih jauh mengatakan, direncanakan anggota DRN berjumlah sekitar 60 orang dan diketuai oleh Menristek sendiri. Sebagai Wakil Ketua adalah seorang dari 6 Ketua lembaga penelitian nondep (Liri, Bakosurstanal, Lapan, BPS, BPPT, Batan). Wakil Ketua ini akan dijabat secara bergantian.

Kecuali itu, DRN juga akan dilengkapi dengan Sekretaris yang akan dijabat oleh Asisten V Menristek yakni asisten yang membidangi Koordinasi Perumusan dan Evaluasi Kebijaksanaan dan Program-Program Utama Nasional.

Sedangkan anggota DRN akan dibagi menjadi 5 kelompok yakni kelompok kebutuhan dasar manusia, kelompok sumber daya alam dan energi. kelompok industrialisasi, kelompok hankam serta kelompok sosial ekonomi filsafat hukum dan perundangan-undangan.

Dengan adanya DRN, kata Prof. Sukardji, maka forum Perumusan dan Evaluasi Program-Program Utama Nasional (Pepunas) dihapuskan. Pepunas yang dibentuk dan 124 orang anggotanya diangkat oleh Menristek di rasa kurang memayungi masalah penelitian yang ada di Indonesia. Jika anggota Pepunas diangkat oleh Menristek maka anggota DRN akan diangkat oleh Presiden.

Rakornas

Rakornas Ristek yang dibuka oleh Menristek kemarin diikuti oleh para pejabat lembaga penelitian di lingkungan departemen dan nondep. Pertemuan yang akan berlangsung hingga Sabtu bertujuan untuk saling tukar informasi antar lembaga penelitian.

Menristek. Prof Dr. Ir. B.J. Habibie. dalam sambutannya mengatakan, para peneliti yang ada di salah satu lembaga harus saling tahu tentang apa yang sedang dikerjakan di lembaga yang lain.

Hal ini sangat penting agar penelitian yang dilakukan di suatu lembaga tidak tumpang-tindih dengan yang dilakukan di lembaga lain.

Prof. Habibie juga mengemukakan pentingnya penelitian terkoordinasi. Katanya, penelitian tidak mungkin akan berhasil baik apabila dilakukan sendiri-sendiri. Akan lebih berhasil baik jika penelitian itu dikerjakan bersama-sama. Di samping menghemat biaya juga hasilnya dapat dipakai bersama.

Dalam Rakornas kemarin hadir pula Dirjen Pendidikan Tinggi Prof Dr Doddy Tisna Amidjaya seperti kita ketahui beberapa waktu yang akan datang Prof Doddy akan menjabat sebagai Ketua Lipi menggantikan Prof Dr Ir Tb. Bachtiar Rival. (RA)

Jakarta, Suara Karya

Sumber : SUARA KARYA (03/05/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 879-880.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.