DJEND. SOEHARTO “PEMIMPIN BESAR PENJELAMAT REV. 45” [1]
Djakarta, Berita Yudha
Dirdjen, PTIP Mashuri SH, dalam sambutannja didepan Dies Natalis ke-X Universitas Hasanuddin baru2 ini di Makassar menjatakan a.l. usaha koreksi rakjat untuk menanggulangi pendjerumusan lebih dalam dari seluruh bangsa dan negara tidak dimungkinkan oleh dan dalam masa berkuasanja Orde Lama. Djika ada seseorang berani melantjarkan koreksi, dia ditjap sebagai kontra revolusi, agen nekolim, CIA dsbnja.
Dalam kondisi dimana kebebasan keadilan dan kebenaran tidak ada itu, PKI dalam rangka thema Nasakom dapat melakukan usaha2 chianantnja dengan bebas leluasa, karena lawan2nja djustru telah dibungkam dan ditindas oleh golongan2 dan pihak2 lain jang kerdjasama dengan PKI dalam rangka thema Nasakom tsb.
Dengan bebas PKI dapat melakukan perongrongan dan penghantjuran dalam bidang2 politik, kehidupan ekonomi terutama dengan menghantjurkan alat2 distribusi dan produksi, dalam bidang kebudajaan dan publisistik telah berhasil menjisihkan pengahalang2nja, dan kemudian menguasainja. Perongrongan2 tsb. telah berhasil dan mentjapai klimaksnja dengan gerakan Gestapu jang dilantjarkan pada tgI. 1 Oktober 1965.
Perlu Mengadakan Kerdjasama
Perkiraan penerimaan devisa jang semula tahun 1966 ini, adalah 450 djuta dollar dari hasil2 eksport kita pada saat perkiraan tsb, telah diturunkan mendjadi 200 sampai maksimal 250 djuta dollar. Sedangkan kewadjiban kita untuk membajar hutang tahun ini adalah sekitar 500 djuta dollar lebih. Belum lagi kebutuhan2 untuk membeli beras, bahan baku dan spare-parts, serta pembelian2 untuk barang2 modal guna rehabilitasi daripada kehidupan ekonomi, maka djelas defisit akan djauh melebihi 1000 djuta dollar. Darimana uang tsb kita dapat? maka mutlak dalam rangka program operasional ketiga Kabinet Ampera perlu mengadakan kerdjasama Internasional. Sjarat pertama untuk kerdjasama adalah perlu adanja iktikad baik. Maka sesuai dengan logika jg. teratur menurut kepentingan Ampera, konfrontasi Malaysia harus segera diselesaikan setjara damai, selain sebagai manifestasi iktikad baik, memang konfrontasi tsb. merusak kehidupan ekonomi rakjat. Maka siapa jang menentang penjelesaian setjara damai ini, sudah djelas mereka menentang Ampera dan logikannja adalah logika ketjap.
Kembali Pada PBB
Selandjutnja dikatakan, bahwa dalam masalah PBB bangsa Indonesia menginginkan selain ingin masuk kembali agar tidak tertutup dari dunia, djuga ingin merombak landasan2 kerdjanja jang masih mengakui adanja kekuasaan2 istimewa seperti hak veto jang diberikan kepada the big-jive. Untuk dapat melakukan perombakan itu, ada dua kemungkinan dapat ditempuh, jaitu: berdiri diluar dengan mentjiptakan organisasi tandingan, atau masuk kedalam.
Mendirikan organisasi tandingan seperti Conefo, dimana kita mengharapkan agar terutama Rusia Republik Komunis Tjina (RKT) dapat ikut mendukungnja. Timbul pertanjaan, andaikan Rusia dan RKT mendukung, apakah Rusia mau melepaskan kedudukannja di PBB dengan hak istimewanja, hak vetonja tsb. dan Republik Komunis Tjina (RKT) dalam dia menuntut masuk PBB, itu hanja mau kalau mendapat hak istimewa/hak veto jang sekarang ditangan Taiwan.
Djelas bahwa mereka itu tidak mau melepaskan hak2 itu. Djadi organisasi tandingan diluar PBB, meskipun andaikata didukung oleh 2 besar (dua besar) itu, sulit untuk mentjapai maksudnja merombak PBB, apalagi kenjataannja dukungan2 dari negara Asia Afrika tidak ada. Djadi menurut logika jang sesuai dengan tuntutan Ampera tidak ada lain djalan selain kita masuk PBB kembali. Logika jang menentang masuk Indonesia kedalam PBB adalah logika Ketjap.
Melihat penjelewengan2 jang dilakukan oleh para pimpinan Orde Lama, maka ternjata bahwa semua itu selain disebabkan karena sistim jg. tertutup jang absolut,jang totaliter, djuga disebabkan karena mental dan akhlak jang merupakan sumber daripada rasa tanggung djawab untuk mengabdi kepada kepentingan rakjat banjak telah bobrok. Maka bagi pimpinan Orde Baru selain persjaratan ketjakapan, pandangan jang djauh dan iktikad menegakkan keadilan, kebenaran dan demokrasi, mutlak diperlukan sjarat adanja mental jang kuat, akhlak jang baik dan watak jang teguh serta kedjudjuran, untuk benar2 dapat mensukseskan tegaknja Orde baru.
Universitas Hasanuddin sudah sepantasnja merasa berbahagia memiliki seorang Guru Besar seperti Dr. Mohammad Hatta, karena beliau selainnja kompeten dalam bidangnja, djuga memiliki sjarat2 sebagai pemimpin seperti tadi saja uraikan didalam sedjarah perdjuangan kita, beliau adalah sangat besar djasa2ja terutama dalam revolusi ’45, beliau adalah salah seorang proklamatornja, dan didalam pertentangan Orde Baru dan Orde Lama. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (15 /09/1966)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 383-385.