DUBES INDIA PERDAGANGAN INDONESIA CERAH
Medan, Antara
Duta Besar India untuk Indonesia, Vinod C. Khanna, menilai, hubungan dagang Indonesia-India memiliki peluang berkembang pesat, karena makin besarnya saling ketergantungan ekonomi kedua negara.
Di tahun 1986 misalnya, ekspor Indonesia ke negeri itu mencapai 55,75 juta dolar AS, sedang nilai impomya hanya 25 juta dolar. Ini berarti Indonesia surplus 30 juta dolar.
Diakui, nilai perdagangan itu tidak terlalu besar, tetapi ia yakin bisa menjadi lebih besar lagi, mengingat situasi perdagangan kedua negara yang meningkat tajam selama beberapa tahun terakhir ini.
Menurut Khanna, tahun 1983, nilai ekspor Indonesia ke India hanya sekitar 9 juta dolar. Tahun 1984 menjadi 26 juta dolar, tahun 1985 menjadi 42 juta dolar dan tahun 1986 meningkat tajam menjadi 55 juta dolar. “Dari angka itu terlihat betapa hanya dalam waktu lima tahun peningkatannya sangat cepat. Ini akan terus bertambah, mengingat India masih banyak membutuhkan barang-barang ekspor Indonesia,” katanya pada ANTARA. Ia berada di Medan dalam rangka meninjau kapal perang Angkatan Laut India yang singgah di Belawan.
Dari Indonesia, India mengimpor komoditi migas dan non-migas, yang masih sangat diperlukannya seperti minyak kelapa sawit, pupuk, besi baja dan bahan kimia.
Menurut Khanna, pada tahun 1986 impor minyak kelapa sawit dari Indonesia mencapai 10 juta dolar AS. Ini merupakan nilai yang cukup besar dan akan menjadi lebih besar lagi pada tahun-tahun mendatang, mengingat India masih sangat membutuhkan komoditi itu.
Dari India sendiri Khanna memperkenalkan barang-barang yang dapat diimpor Indonesia seperti traktor, alat-alat kedokteran, dan mesin tekstil. “India merupakan salah satu negara penghasil mesin tekstil yang cukup modern, dan kami tahu mesin mesin itu sangat diperlukan di negeri ini, mengingat industri tekstil di Indonesia berkembang pesat sekali,” katanya.
Menurut Khanna, dalam hal penanarnan modal, India telah mengadakan sekitar 11 kali kerjasarna dengan perusahaan di Indonesia. Kerjasama itu meliputi bidang tekstil enam buah, sebuah perusahaan penyimpanan besi baja, sebuah perusahaan karet, dan satu-satunya industri pengolahan besi baja terbesar di Indonesia.
India juga telah mendirikan sebuah pabrik gula yang cukup besar di Sulawesi Selatan. Tahun lalu telah dilakukan panen tebu pertama dengan hasil cukup baik, yaitu diatas 25 persen dari kapasitas yang tersedia.
Menurut Khanna, ini merupakan bantuan yang cukup besar bagi Pemerintah Indonesia. Pabrik itu secara resmi telah diserahkan kepada PTP-XX yang berkantor pusat di Surabaya.
Selain pabrik gula baru-baru ini Indiajuga telah menyelesaikan sebuah pabrik semen di Padang yang beroperasi bulan Juni. Peresmian pabrik Mei 1987, dilakukan oleh Presiden Soeharto. (LS)
Sumber: ANTARA (22/07/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 497-498.