DUBES PALESTINA : DUKUNGAN PRESIDEN RI SANGAT BERHARGA

DUBES PALESTINA : DUKUNGAN PRESIDEN RI SANGAT BERHARGA[1]

Jakarta, Antara

Dukungan Presiden Soeharto selaku Ketua Gerakan Non-Blok yang menyambut baik perkembangan terakhir proses damai di kawasan Timur Tengah menyusul penandatanganan Perjanjian Damai Palestina dan Israel, dinilai sangat berharga.

“Dukungan Presiden Soeharto baik sebagai Ketua GNB maupun Presiden RI akan mempercepat terciptanya damai di kawasan yang sudah bersengketa selama hampir setengah abad,” kata Dubes Palestina untuk Indonesia, Ribhi Awad di Jakarta, Rabu.

Dalam ceramahnya di LKBN ANTARA, Dubes Awad mengatakan bahwa Presiden Soeharto baru-baru ini telah mengirimkan surat kepada Pemimpin PLO Yasser Arafat mengenai dukungan Indonesia dan GNB terhadap penyelesaian yang komprehensif di Timteng.

“Surat Presiden merupakan balasan dari surat yang dikirimkan Arafat sebelumnya mengenai rencana penandatanganan Perjanjian Damai Israel-Palestina,” katanya.

Pada kesempatan itu, Dubes Awad menegaskan bahwa kembalinya wilayah Jalur Gaza dan Jericho di Tepi Barat (West Bank) kepada bangsa Palestina merupakan hasil perjuangan gerakan Intifada dan bukan atas “kebaikan” Israel.

“Kembalinya kedua daerah tersebut kepada kami benar-benar merupakan hasil perjuangan dan pengorbanan tanpa lelah dari rakyat Palestina,” katanya.

Israel dan Palestina Senin lalu menandatangani Perjanjian Damai di Washington. Berdasarkan  perjanjian  itu Israel akan memberikan  otonomi terbatas  untuk Palestina di wilayah Tepi Barat (West Bank) dan Jalur Gaza sesuai dengan yang termasuk dalam Resolusi DK PBB no 242 dan 338.

Menurut Dubes Awad, perjanjian damai yang penandatangananya itu disaksikan oleh Presiden AS Bill Clinton merupakan produk dari ketidakseimbangan kekuasaan.

“Namun, karena berbagai alasan kuat lainnya dan demi terciptanya perdamaian, kami menerima untuk menandatangani perjanjian itu,” katanya.

Ia mengatakan bahwa Bangsa Palestina akan sepenuhnya menerima perjanjian damai itu apabila Israel berhasil membuktikan niat baiknya dengan menghentikan pelanggaran-pelanggaran HAM terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

“Israel harus bekerja keras untuk membuktikan niat baiknya untuk berdamai karena Bangsa Palestina sebenarnya kurang mempercayai Israel,” katanya.

Selain itu, kata Awad, Israel juga harus menarik mundur semua kekuatan militernya dari daerah-daerah yang dulu direbutnya dari Bangsa Palestina.

“Kalau mereka sudah tidak menembaki kami dan membuktikan bahwa mereka punya niat baik, maka saya yakin Bangsa Palestina akan sepenuhnya menerima perjanjian itu,” katanya.

Kota Semua Kaum

Mengenai Jerusalem, Awad mengatakan bahwa Palestina menghendaki agar Jerusalem dikembalikan sepenuhnya kepada Palestina.

”Keinginan itu didasarkan bahwa Jerusalem bukanlah kota milik kaum muslim atau Nasrani semata tapi milik semua umat manusia ,” katanya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya kelak akan mengizinkan para penganut agama selain Islam yang akan mengadakan kunjungan ziarah ke kota itu.

(T-HN05/15/09/93 15:05/DN02-15/09/93 15:33)

Sumber : ANTARA (15/09/1993)

_________________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 238-239.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.