DUBES SABAM: DEFISIT DENGAN AUSTRALIA TAK PERLU DICEMASKAN[1]
Jakarta, Antara
Dubes Indonesia untuk Australia Sabam Siagian mengatakan defisit perdagangan yang dialami Indonesia terhadap mitra dagangnya itu tak perlu dikhawatirkan asal ekspor Indonesia terus meningkat.
Seusai menemui Presiden Soeharto di Bina Graha, Senin untuk membicarakan persiapan pembicaraan Kepala Negara dengan PM Paul Keating di Istana Merdeka, Selasa ini, Sabam mengatakan sekalipun masih defisit, tetapi yang paling pokok adalah perdagangan bilateral terus meningkat.
Menurut dia, peningkatan perdagangan bilateral itu terjadi karena kedua negara merasa bahwa mereka kini dan di masa mendatang semakin saling membutuhkan. Jika dahulu Australia lebih berorientasi kepada negara-negara Persemakmuran lainnya, maka kini masyarakat setempat sadar bahwa saat ini mereka harus memusatkan perhatian pada Indonesia.
“Indonesia adalah negara terdekat, jumlah penduduknya terbesar ke empat di dunia serta mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” kata mantan pemimpin surat kabar The Jakarta Post itu.
Karena Indonesia semakin dianggap penting, maka mereka menyelenggarakan pameran besar yang disebut “Australia Today Indonesia 1994”, yang akan dibuka PM Keating di Balai Sidang Jakarta tanggal 29 Juni 1994. Menurut Sabam, selain membuka pameran, Keating juga membicarakan pertemuan informal APEC dengan Presiden Soeharto.
Pertemuan itu diperkirakan berlangsung di Istana Bogor pada tanggal 15 November 1994. Para pemimpin APEC yang akan hadir antara lain dari keenam anggota ASEAN, AS, Kanada, RRC, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Chili, PNG, Meksiko, Australia, serta Selandia Baru. (T-EU02/PU26/20:39/RE2/27/06/94 21:51)
Sumber: ANTARA (27/06/1994)
______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 286-286.