EMPAT MEDALI EMAS PERTAMA JUDO PON-XII DIDISTRIBUSIKAN

EMPAT MEDALI EMAS PERTAMA JUDO PON-XII DIDISTRIBUSIKAN

 

 

Jakarta, Antara

Empat pejudo terdiri dari dua putera dan dua puteri dari Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, masing-masing berhasil merebut sebuah medali emas pertandingan judo PON-Xll di Jakarta Kamis malam.

Medali tersebut merupakan empat pertama dari 16 medali emas yang diperebutkan selama berlangsungnya pertandingan judo PON-XII dari 19-22 Oktober 1989, yang diikuti 106 pejudo dari 19 propinsi dari seluruh Indonesia.

Lettu Polwan Dra Pudjawati Utama SR dari Yogyakarta, yang bertanding dalam kelas 66-72 Kg puteri, berhasil merebut medali emas pertama cabang olahraga judo, setelah mencatat rekor tak terkalahkan dari tiga penampilannya dalam babak final.

Keberhasilannya itu sekaligus menjadikan dirinya sebagai orang pertama kontingen Yogyakarta, yang meraih medali emas dalam PON-XII yang dibuka Presiden Soeharto Rabu malam lalu.

Selain Pudjawati, pejudo lainnya yang malam itu berhasil merebut medali emas adalah M. Joice Rumampuk dari Sulawesi Tengah (kelas di atas 72 Kg puteri ), Hengky Phie dari Sulawesi Selatan (kelas 86-95 Kg putera) dan Perence G Pantouw dari Jawa Timur (kelas di atas 95 Kg putera).

Dalam kelas 66-72 Kg puteri, medali perak direbut oleh Anna Yawan (Irian Jaya) dan perunggu oleh Ni Ketut Seni (Bali ), sedangkan dalam kelas di atas 72 Kg puteri medali perak diraih oleh Sang Ayu Made Sudiari (Bali) dan perunggu oleh Linia Tri Astuti (DKI Jakarta).

Di bagian putera untuk kelas 86-95 Kg, medali perak direbut oleh Drs. Hary Nuryanto (Jatim) dan perunggu oleh Fajar·Khameswara (Bali), sedangkan dalam kelas di atas 95 Kg medali perak direbut oleh Ceto Cosadek (DKI Jakarta) dan perunggu oleh Lis Sudarso (Jateng).

 

Tanpa Persiapan Khusus

Dari keempat medali emas yang telah diperebutkan, dua di antaranya dimenangkan melalui pertandingan ulang karena para calon pemenang medali emas memiliki nilai sama.

Dra. Pudjawati, pemenang medali emas judo SEA Games-XV Kuala Lumpur 1989, nyaris tidak mendapatkan saingan berarti untuk meratakan jalan menuju tangga juara.

Lawan paling berat, sebagaimana diakuinya setelah pertandingan, adalah Anna Yawan dari Irian Jaya yang merupakan rekan se-Pelatnas SEA Games.

Dalam pertandingan penentuan juara, Pudjawati yang mengaku tidak mengadakan persiapan khusus untuk menghadapi PON-XII ini, sempat tertinggal satu Yuko namun pada detik-detik terakhir ia berhasil merebut kemenangan melalui kuncian sehingga wasit memberikan Ippon.

“Praktis saya tidak mengadakan persiapan khusus menghadapi PON ini,”

katanya. Sejak kembali dari SEA Games Kuala Lumpur ia hanya melakukan latihan sendiri di sela-sela kesibukannya sebagai perwira Polwan, yang sehari-harinya bertugas di Labkrim Mabes Polri.

 

 

Sumber : ANTARA (19/10/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 664-665.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.