FASILITAS TELEKOMUNIKASI MENDAPAT PRIORITAS TINGGI DI INDONESIA
Presiden Soeharto :
Presiden Soeharto mengatakan, pembangunan fasilitas telekomunikasi merupakan prioritas tinggi untuk segera dilaksanakan di Indonesia.
Untuk itu telah dibentuk sebuah tim yang terdiri dari para ahli untuk mengkaji sistim telekomunikasi yang bagaimana yang cepat untuk diterapkan di Indonesia.
Hal ini dikemukakan Presiden Soeharto di Bina Graha hari Sabtu menanggapi keinginan Presiden dan Ketua Dewan Manajemen PT. Philips Internasional, Dr.W.Dekker tentang keinginan perusahaan elektronika raksasa dari Negeri Belanda itu untuk memberikan peran serta dalam pembangunan telekomunikasi di Indonesia.
Dalam pertemuan singkat di ruang kerja Presiden itu, Kepala Negara dan Pimpinan perusahaan yang telah melakukan investasi lebih dari US$. 16 milyar di lima benua itu, membahas berbagai aspek proyek-proyek pembangunan telekomunikasi di Indonesia.
- Philips melakukan investasi lebih dari US$ 15 juta di pabrik elektronika di Surabaya dan menyerap tenaga kerja sekitar 1.300 orang.
Philips juga melakukan penj agaan untuk penambahan investasi dan mengecek kemampuan pabrik elektronikanya dalam persaingan pasar di negeri ini.
Kepada Presiden Soeharto dijelaskan oleh Dr. Dekker tentang pengalaman PT. Philips dalam bidang telekomunikasi, termasuk pengembangan telekomunikasi dengan sistem digital yang telah dilakukan PT. Philips di berbagai negara di Eropa dan Asia.
Philips selain pelopor dalam bidang elektronik, sistem audio juga pelopor dalam bidang pelayanan telpon umum dengan sentral elektronika. Laboratorium Philips Gloeilampen fabrieken, Eindhoven, Negeri Belanda, terus menerus memperkenalkan sistem transmisi yang makin canggih.
Kini Philips juga berhasil mengembangkan methoda Plasma Activated Chemical Vapour Depositions dalam produksi serat gelas.
Dengan kemampuan yang handal, Philips memperoleh kepercayaan dari banyak negara. Di Arab Saudi akan diselesaikan pekerjaan sukar dalam memperluas jaringan telpon sebanyak 1.263.400 sambungan dari 196.800 yang telah ada dengan sistim digital. Juga dikembangkan saluran transmisi dari sistem 60 Mhz yang menyalurkan 8.400 saluran telpon, dua saluran televisi berwarna menjadi 30 saluran melalui jaringan kabel biasa dan serat optik digital.
Alih Teknologi
Presiden Soeharto dan Dr. Dekker juga membahas masalah proses alih teknologi yang kini terjadi hampir di semua sektor pembangunan di Indonesia.
PT. Philip yang memiliki kemampuan teknologi tinggi bersedia melakukan peralatan teknologi tersebut, dalam bidang-bidang tertentu yang dikembangkannya selama ini.
Selama tiga hari di Indonesia Dr. Dekker juga melakukan pembicaraan dengan Menko Ekuin dan Wasbang Prof. Dr. Ali Wardhana. Menteri Ristek Prof. BJ Habibie dan Menparpostel Achmad Tahir. (RA)
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA (18/03/1985)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 283-284.