FILIPINA MINTA TAMBAHAN PINJAMAN BERAS DARI INDONESIA 50 RIBU TON
Jakarta, Antara
Indonesia menyanggupi permintaan Filipina untuk memberikan lagi pinjaman beras sebanyak 50 ribu ton, menyusul 126 ribu ton beras yang dipinjamkan Indonesia tiga bulan lalu, yang seluruhnya akan dikembalikan oleh Filipina dalam bentuk beras dengan bunga enam persen per tahun.
Kesanggupan Indonesia itu dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani Menteri Koperasi/Kabulog Bustanil Arifin dan Wakil Kepala Bulog Filipina Fillaris di Jakarta, Senin, kata Bustanil seusai diterima Presiden Soeharto di Bina Graha Jakarta, Selasa.
Fillaris berada di Jakarta mewakili Menteri Pertanian/Kepala Bulog Filipina sejak Hari Minggu untuk mengusahakan tambahan pinjaman beras tersebut.
Dikatakan oleh Bustanil, seluruh bantuan tambahan tersebut akan tiba di Filipina menggunakan kapal pertengahan Januari mendatang dari Pelabuhan Pare-Pare (Sulawesi Selatan) dan Surabaya.
Dengan demikian maka hutang beras Filipina kepada lndonesia akan menjadi 176 ribu ton, setelah tiga bulan lalu Filipina sudah meminjam 100 ribu ton, sementara masih ada sisa hutang berasnya kepada Indonesia 26 ribu ton, katanya.
Kabulog Bustanil Arifin mengatakan bahwa hutang beras Filipina itu juga bisa dibayar dengan gula kalau Indonesia menghendakinya.
Solidaritas ASEAN
Menurut Bustanil, Presiden Soeharto berpesan bahwa saling membantu dan solidaritas di kalangan negara-negara ASEAN perlu dikembangkan.
Kepala negara juga mengingatkan perlunya kesamaan sikap di antara negaranegara ASEAN dalam memasarkan komoditi di pasaran internasional, termasuk kopi, kata Bustanil.
Ucapan Presiden Soeharto itu tampaknya tertuju kepada Filipina, karena berdasarkan catatan, Filipina belakangan ini menunjukkan sikap berbeda dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam memasarkan kopi di pasaran internasional.
Pengurus Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) yang diterima Presiden beberapa hari lalu mengungkapkan bahwa Filipina belakangan ini berpihak kenegaranegara di luar ASEAN dan tidak mendukung sikap bersama ASEAN dalam memasarkan kopi.
Menurut Bustanil Arifin, pesan kepala negara itu juga sudah disampaikan kepada Dubes Filipina di Jakarta, dan akan dipertegas lagi kepada Menteri Pertanian Filipina yang pertengahan Desember mendatang akan berkunjung ke Indonesia.
Atas pertanyaan wartawan, Bustanil Arifin membenarkan bahwa Indonesia telah mengimpor gula dari beberapa negara, antara lain dari Malaysia, Thailand dan Korea Selatan, untuk persediaan nasional Januari dan Pebruari 1990.
Dijelaskannya, konsumsi gula di Indonesia setiap tahun mencapai sekitar 2,25 sampai 2,3 juta ton, sementara produksi dalam negeri hanya sekitar dua juta ton setahun, sehingga Presiden Soeharto pernah meminta agar dibangun pabrik-pabrik gula baru di luar Pulau Jawa.
Sumber : ANTARA (12/12/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 504-505.