GAGASAN BARU MUDAH MUNCUL DALAM KETERBUKAAN

GAGASAN BARU MUDAH MUNCUL DALAM KETERBUKAAN[1]

 

Padang, Kompas

Presiden Soeharto mengharapkan agar perguruan tinggi menjadi pusat aktivitas untuk mengembangkan gagasan-gagasan  bam dan segar bagi kemajuan bangsa. Gagasan-gagasan baru dan segar itu, katanya, akan lebih mudah muncul dalam keterbukaan dan kebebasan mimbar akademis yang bertanggungjawab. Dalam sambutanya pada peresmian kampus baru Universitas Andalas (Unand) dan fasilitas peningkatan pengendalian banjir kanal Kodya Padang di Padang, Sumatera Barat, Senin (4/9), Kepala Negara melihat peran perguruan tinggi yang demikian itu makin penting terutama karena generasi muda dewasa ini dihadapkan pada tantangan-tantangan baru .

“Para mahasiswa yang kini menuntut ilmu di perguruan tinggi tidak bisa lain harus makin menunjukkan kesungguhan dalam meraih prestasi agar mampu menjawab berbagai tantangan dan menggunakan setiap peluang yang timbul bagi kepentingan diri dan bangsanya,” tutur Presiden.

Karena itu, Presiden mengingatkan selumh mahasiswa untuk menggunakan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya serta menghindari kegiatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Menurut Presiden, perguruan tinggi tidak saja mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berkualitas, tetapi juga mampu menyumbangkan hasil-hasil penelitian bermutu bagi kemajuan bangsa.

“Perguman tinggi tidak dapat berdiam diri dalam mengikuti irama perkembangan masyarakat. Dalam zaman pembangunan, segenap warga perguman tinggi kita harapkan berperan aktif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi bangsanya,” tutur Kepala Negara.

Presiden melihat sangat penting dunia perguruan tinggi berperan sebagai wahana untuk mengembangkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Karena, menurut Presiden, tidak jarang perguruan tinggi didatangi oleh para mahasiswa dari berbagai pelosok Tanah Air. ”Tidak jarang, suatu kampus perguruan tinggi negeri menjadi sebuah miniatur Indonesia,” kata Presiden. Kampus baru Unand di Limau Manis 12 km dari Padang- dibangun di atas lahan hampir 500 ha atas inisiatif sivitas akademika Unand, pemerintah daerah dan ninik-mamak sejak 1982. Dana yang digunakan mulai dari pembebasan tanah, perencanaan, pelaksanaan pembangunan  dah pengadaan peralatan dan perabot berjumlah Rp 89 milyar, yang diperoleh dari bantuan Bank Dunia, OECF Jepang, ADB dan APBN.

Sumber: KOMPAS (05/09/1995)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 266-267.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.