GEDUNG MARKAS KOMANDO OPERASI “TRIKORA” DI AMAHAI DIPUGAR

GEDUNG MARKAS KOMANDO OPERASI “TRIKORA” DI AMAHAI DIPUGAR

 

Ambon, Antara

Bekas gedung markas Komando Operasi “Trikora”, yang digunakan Panglima Mandala (Presiden Soeharto) di lokasi Petuanan Pulapa, Desa Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, saat petjuangan pembebasan Irian Barat (Irja-red), direncanakan dipugar Pemda Maluku Tengah. Bupati Maluku Tengah, A.G Polanunu atas pertanyaan ANTARA.

Senin di Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah mengatakan,rencana pemugaran ini sementara dijajaki, bekerja sama dengan bidang sejarah dan kepurbakalaan Kanwil Depdikbud Maluku, karena memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa yang sangat penting.

Gedung markas Komando Panglima Mandala itu, punya nilai sejarah yang sukar dilupakan bangsa dan negara, khususnya masyarakat Maluku Tengah, karena dari tempat yang sunyi dan sepi itu, Pak Harto (Presiden Soeharto) dan staf perwira ABRI berkumpul serta mengatur seluruh kegiatan operasi “Trikora” tahun 1962, guna merebut Irian Barat dari tangan penjajah BeIanda saat itu.

Markas komando tersebut, kini dalam keadaan rusak berat, namun masih dihuni salah satu keluarga purnawirawan ABRI, tapi tidak terurus, hingga Bupati Maluku Tengah setelah mempelajari sejarah pembentukan kota Masohi dan sekitarnya bermaksud memugarnya menjadi salah satu tempat bersejarah guna diketahui generasi penerus saat ini maupun di masa datang.

Wartawan ANTARA John Mayaut bersama Ketua DPRD tingkat II Maluku Tengah, John Tomatala yang turun langsung ke lokasi markas komando tersebut melaporkan, di kalangan penduduk DesaAmahai dan sekitamya, gedung bercat Joreng itu dikenal dengan sebutan rumah “Joreng “,karena hanya satu-satunya gedung yang dibangun satuan ABRI saat itu yang bercat Joreng pada bagian depannya.

Gedung inilah yang digunakan Pak Harto selaku Panglima Mandala saat itu, tutur Semuel Kasman (52) penduduk kota Masohi ketika ditanya ANTARA.

Ketua DPRD tingkat II Maluku Tengah, John Tomatala atas nama dewan menyatakan menyambut gembira upaya Bupati Maluku Tengah memugar “loreng” itu karena memiliki nilai sejarah perjuangan yang sukar dilupakan.

Bagi pemerintah dan masyarak:at Maluku khususnya Maluku Tengah, tempat ini punya arti tersendiri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah.

Ia menilai, kota Masohi dan sekitamya, sebenamya punya kedudukan dan arti khusus dalam sejarah perjuangan bangsa, di mana saat pembentukan kota ini 3 November 1957 Presiden pertama Rl meletakan batu pertama, kemudian saat perjuangan pembebasan Irian Barat (Trikora) Panglima Mandala Mayjen TNI Soeharto (Presiden sekarang) juga menjadikan kota Masohi dan Amahai sebagai basis operasi Mandala, dengan menggunakan rumah “loreng” sebagai pusat kegiatan operasi taktis.

 

 

Sumber : ANTARA(28/11/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 415-416.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.