GINANDJAR: BANK DUNIA TIDAK SELALU BENAR

GINANDJAR: BANK DUNIA TIDAK SELALU BENAR[1]

Jakarta, Antara

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Ginandjar Kartasasmita mengatakan, Indonesia menghargai dan menghormati berbagai saran dan usul yang disampaikan Bank Dunia selama ini, namun tidak selalu saran lembaga internasional itu harus diikuti.

“Bank Dunia tidak selamanya benar, ” kata Ginandjar kepada pers setelah menemui Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Sabtu.  Ginandjar dimintai komentarnya tentang kritik Bank Dunia bahwa pemerintah Indonesia terlalu mengutamakan penerapan teknologi canggih dengan mengurangi peranan teknologi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Ia mengatakan, di masa lalu Bank Dunia tidak menyetujui keinginan Indonesia untuk merniliki satelit domestik Palapa dengan alasan Indonesia belum perlu merniliki sarana yang sangat canggih itu. Namun, temyata keputusan Indonesia itu sangat tepat untuk memanfaatkan teknologi canggih itu.

Ginandjar mengatakan, saran Bank Dunia itu dibuat berdasarkan penelitian mereka di berbagai negara yang kemudian menghasilkan berbagai rekomendasi. Namun, diingatkan bahwa usul semacam itu bersifat umum dan masih harus disesuaikan dengan kondisi negara bersangkutan. Ia mengatakan, sekalipun pemerintah memperhatikan saran Bank Dunia, namun segala kegiatan pembangunan dilaksanakan berdasarkan strategi yang disusun pemerintah bersama rakyat yaitu GHBN.

Jauh ke Depan

“Bank Dunia lupa bahwa Indonesia hams memandang jauh ke depan,” kata Ginandjar ketika mengomentari pernyataan Bank Dunia agar Indonesia lebih mengutamakan teknologi yang berorientasi kepada pasar dan bukannya memanfaatkan teknologi canggih.

Ia mengatakan, sekalipun Indonesia menggunakan teknologi canggih, bukan berarti proyek yang menggunakan teknologi canggih ini bersifat mercusuar sehingga tidak memperhatikan aspek-aspek ekonomisnya.

“Sekalipun Indonesia menggunakan teknologi canggih, tidak berarti semua jenis teknologi itu harus digunakan,” kata mantan Menteri Pertambangan dan Energi itu.

Karena itu, ia berulang kali mengemukakan pendapatnya. “Jangan kita berpendapat bahwa saran Bank Dunia itu betul sehingga kita harus mengikutinya.” Ginandjar kemudian memberi contoh bahwa Bank Dunia tidak menyetujui keinginan RR Cina untuk membuat roket peluncur satelit dengan alasan negara itu belum terlalu membutuhkannya. Namun, Bank Dunia lupa bahwa sekalipun teknologi peluncuran satelit itu canggih, terdapat kaitan yang erat antara peluncuran dengan berbagai teknologi lainnya. (T.EU02!EU08/ 5/06/93 14:07

Sumber: ANTARA(OS/06/1993)

_____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 461-462.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.