GOLKAR KEMBANGKAN KOMBINASI PEMBANGUNAN DARI ATAS DAN BAWAH

GOLKAR KEMBANGKAN KOMBINASI PEMBANGUNAN DARI ATAS DAN BAWAH

 

 

Jakarta, Antara

Golongan Karya telah merumuskan jadwal dan mekanisme untuk mengembangkan pembangunan yang mengkombinasikan secara wajar pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari atas ke bawah (top-down).

Prakarsa tersebut merupakan salah satu hasil Rapat Kerja Koordinator Bidang Hukum dan Umum DPP Golkar di Jakarta Selasa malam dan diungkapkan kepada pers oleh Ketua DPP Golkar Oetojo Oesman SH.

“Sudah saatnya kita mengembangkan mekanisme demikian,” kata Oetojo

Beberapa saat sebelum Raker ditutup Ketua Umum DPP Golkar Wahono. Raker berlangsung tiga hari dan dihadiri oleh unsur DPP dan DPD tingkat I seluruh Indonesia.

Untuk itu, katanya, Golkar mengharapkan kaum cendikiawan, ilmuwan, masyarakat, dan kelompok strategis lainnya dalam masyarakat untuk memberi masukan dalam penyusunan rumusan rancangan GBHN 1993.

Raker, demikan Oetojo, telah merumuskan jadwal dan mekanisme penyusunan Rancangan GBHN 1993 dan melalui mekanisme itu Golkar akan menampung aspirasi masyarakat mulai dari tingkat II, terus ke tingkat I dan akhirnya bermuara di DPP.

Pada waktu yang sama, DPP Golkar akan menghimpun buah pikiran berbagai pihak, terutama kaum cendekiawan, ilmuwan, pemuka masyarakat melalui kelompok­kelompok kerja, yang akan disalurkan dan dipertemukan dengan aspirasi-aspirasi masyarakat.

Raker menghargai posisi para cendekiawan yang karena idealisme, kekuatan pemikiran serta integritas dirinya senantiasa bersikap inovatif dan kritis dalam pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

“Oleh karena itulah, perlu dikembangkan suasana kondusif bagi semaraknya kehidupan intelektual yang dinamis, kreatif dan konstruktif,” kata Oetojo Oesman.

 

Antisipasi Dini

Tampaknya, prakarsa itu merupakan jawaban terhadap tawaran Presiden Soeharto kepada kekuatan sosial politik untuk mengajukan pemikiran-pemikiran tentang GBHN.

Oetojo membenarkan dan bahkan mengatakan “Golkar merasa terpanggil untuk sedini mungkin menyumbangkan pokok-pokok pikiran bagi pembangunan jangka panjang tahap kedua dan pembentukan GBHN 1993.” Ia kemudian menegaskan, saat ini diperlukan pendekatan pembangunan menyeluruh untuk menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan dan melestarikan lingkungan.

Untuk itulah, Raker telah membicarakan dan memantapkan program dan mekanisme kerja dalam bidang hukum, kecendikiawanan, Litbang, lingkungan hidup, energi dan sumber alam.

Raker juga menekankan pentingnya peningkatan prestasi dan produktivitas unjuk kerja (performance) nasional di segala bidang dalam rangka melakukan terobosan baru.

Terobosan itu tidak lain untuk mencapai masyarakat industri modern dengan tetap memiliki jati diri masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila, dalam era tinggal landas nanti.

 

 

Sumber : ANTARA (10/10/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 341-343.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.