Hadirkan Bendera Pemberian Soeharto
Upacara peringatan detik-detik proklamasi sukses digelar di halaman kantor bupati, kemarin. Di balik kesuksesan tersebut, pasukan pengibar bendera (paskibra) Bolmong punya cerita sendiri.
TAK seperti daerah lain, Paskibra Bolmong punya dua pembawa baki. Ya, Bolmong menjadi satu dari sekian daerah yang memiliki bendera bersejarah. Bendera yang dibagikan Presiden Soeharto di tahun 1970 masih dikibarkan pada peringatan detik-detik proklamasi hingga 1997. Setelah 27 tahun berlalu, bendera yang dijahit dari sari tumbuhan tanpa jahitan tengah itu diistirahatkan.
Namun meski telah 12 kali berganti bupati, bendera yang kini tampak lapuk dan robek di beberapa sudut itu tetap dihadirkan dalam setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI. Lienly Trifosa Raranta, siswi SMA Yadika Kopandakan menjadi pemudi paling beruntung bisa membawa baki bendera bersejarah, pagi itu. Sulung dua bersaudara ini tampak antusias kala diminta menceritakan pengalamannya. Bendera terakhir dikibarkan saat dirinya belum lahir.
Dia mengaku sangat bangga. “Sangat senang dan bangga. Saya menjadi satu dari sedikit pembawa baki yang membawa bendera pusaka,” ujarnya girang sambil mengepalkan kedua tangannya. Putri mantan petani ini mengatakan, tugas mulia itu diterimanya di hari ketujuh karantina. “Pengalaman itu akan terus saya kenang dan ceritakan kepada anak cucu nanti,” tutur wanita kelahiran Tonsewer, 18 Juli, 16 tahun lalu itu.
Bupati Yasti Mokoagow yang menjadi inspektur upacara pun menyampaikan apresiasi atas kesuksesan paskibra. Olehnya, HUT Kemerdekaan dapat dijadikan momentum pembangunan bangsa. Sore harinya, Wabup Yanny Tuuk menjadi inspektur upacara penurunan bendera. Meski hujan, semangat paskibra tak surut. Menghentak lumpur dan genangan air membuat seragam kecoklatan. Namun, setelah tugas mereka tuntas emosi diluapkan di depan Yanny bersama Ketua TP PKK Lesly Tuuk-Kaligis dan Ketua DPRD Welty Komaling.(cw-04/gnr)
Sumber : http://manadopostonline.com/read/2017/08/18/Hadirkan-Bendera-Pemberian-Soeharto/25798