HIPSI SUMBANG FK-PSM

HIPSI SUMBANG FK-PSM

 

Jakarta, Antara

Himpunan Pekerja Sosial Indonesia (HIPSI) kepengurusan baru mulai berkiprah dengan memberikan sumbangan sejumlah satu juta rupiah kepada Forum Komunikasi Pekerja Sosial masyarakat (FK-PSM) untuk diteruskan kepada mereka yang membutuhkan.

Sumbangan itu diserahkan hari Minggu oleh Ketua III HIPSI Drs. Bambang Soeharto kepada Ketua Panitia Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) DKI Ny. Lies Harsoyo dalam acara peringatan HKSN DKI ke-30 di Gedung Srimulat Jakarta.

Menurut Bambang, sumbangan tersebut merupakan partisipasi pertama HIPSI kepengurusan barn periode 1988/1993 dalam gerak pembangunan nasional bidang sosial.

Kepengurusan baru itu diumumkan Kamis Malam di Jakarta bertepatan dengan penutupan kongres luar biasa HIPSI selama empat hari, dengan Ny Siti Hardiyanti Rukmana (sering dipanggil Mbak Tutut) sebagai ketua umum, yang dibantu tiga ketua, masing-masing Holil Sulaiman MSW, Kusbiono Sarmanhadi dan Drs. Bambang Soeharto.

Bambang Soeharto mengatakan bahwa PSM merupakan pelaksana dan ujung tombak HIPSI, sedangkan HIPSI lahir karena kebutuhan jaman, dimana untuk mengantisipasi masalah sosial ini perlu partisipasi masyarakat dalam menghadapi masalah dan tantangan kini dan mendatang.

Sedangkan mengenai bantuan itu, ia mengatakan bahwa sekali-sekali “kita juga memberikan ikan di samping kailnya.”

Ny. Hardiyanti, dalam pesan tertulisnya, mengajak anak-anak dan pemuda untuk memupuk dan meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial untuk saling membantu dan menolong sejak dari anak-anak.

Hal ini pentingĀ·untuk menjadikan manusia Indonesia yang berkualitas, “yang mampu dan bisa serta sanggup membangun dan memajukan masyarakat, bangsa, dan negara,” kata puteri Presiden Soeharto itu.

Dalam peringatan HKSN yang diselenggarakan FK-PSM DKI itu, diumumkan 10 orang PSM terbaik tingkat provinsi (DKI) dan 25 orang PSM terbaik wilayah kota, yang penghargaannya diserahkan oleh Dirjen Bina Kesejahteraan Sosial Depsos Drs. Muchrodji, mewakili Mensos.

Mensos Nani Soedarsono, dalam pesan tertulisnya, menanggapi pendapat banyak orang, yaitu bahwa erosi kesetiakawanan sosial saat ini sedang terjadi di kalangan warga masyarakat kota besar seperti Jakarta.

“Saya sendiri berpendapat lain,” kata Mensos sambil menambahkan bahwa di dalam lubuk hati warga masyarakat kota, tetap membaja dan membara semangat kesetiakawanan sosial itu.

Memang, katanya, fenomena sosial, gelagat sosial di perkotaan, terkadang “memberi kesan adanya ketidak pedulian sosial.” Gelagat itu, menurut Mensos, bukan karena erosi semangat kesetiakawanan sosial, melainkan disebabkan oleh faktorĀ­ faktor lain, seperti irama hidup warga kota yang berbeda dan kekurang jelian dalam mencari bentuk nyata penerapan semangat kesetiakawanan sosial dewasa ini.

 

 

Sumber : ANTARA (17/01/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 604-605.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.