HUBUNGAN PERDAGANGAN INDONESIA BELANDA TERUS DITINGKATKAN[1]
Den Haag, Antara
Menteri Perdagangan DR. Satrio Budihardjo Judono menegaskan kembali pemutusan hubungan kerjasama pembangunan Indonesia-Belanda tidak memberikan dampak negatif. terhadap perdagangan kedua negara.
Pemutusan hubungan kerjasama pembangunan sama sekali tidak mengganggu hubungan perdagangan Indonesia-Belanda, bahkan neraca perdagangan kedua negara dalam tahun 1992 mengalami peningkatan yang cukup besar, kata Menperdag kepada pers, di Den Haag, Rabu malam.
Ekspor Indonesia ke Belanda dalam tahun 1992 pada saat Indonesia memutuskan hubungan kerjasama pembangunan dengan Belanda malah meningkat hingga 30,46 persen , dari nilai total sebesar 548,7 juta dolar AS tahun 1991 menjadi 715,8 juta dolar AS pada tahun 1992.
Sementara impor Indonesia dari Belanda dalam tahun 1992 juga memperlihatkan kenaikan meskipun jumlahnya tidak besar yakni 6,62 persen , dari nilai total sebesar 710,9 juta gulden tahun 1991 menjadi 728,9 juta gulden tahun 1992 (satu dolar AS= 1,87NFI).
Menurut SB Judono, kedatangannya ke Belanda selain untuk memenuhi undangan pemerintah Belanda, juga dimanfaatkan untuk menjelaskan kebijaksanaan ekonomi dan perdagangan pemerintah Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VI.
Dalam kunjungannya selama lima hari, Menteri Judono mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Drs. R.F.M. Lubbers, Menteri Perdagangan Luar Negeri,
Y.C.M.T Van Rooy, Menteri Pertanian dan Perikanan P. Bukman, Menteri Perekonomian Dr.J.E Andriessen serta Walikota Amsterdam dan Rotterdam.
Kepada para menteri Belanda itu dijelaskan, Indonesia akan tetap mempertahankan kebijaksanaan ekonomi makro yang hati-hati, antara lain berupaya menekan tingkat inflasi sekecil mungkin dan mempertahankan nilai tukar rupiah yang kompetitif dan mengambang serta meneruskan kebijaksanaan deregulasi ekonomi.
Pembicaraannya dengan sejumlah menteri Belanda juga diarahkan untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara dengan memperhatikan setiap potensi dari masing-masing negara.
Juga didiskusikan hambatan-hambatan di bidang perdagangan agar volume ekspor komoditi Indonesia ke Belanda dapat ditingkatkan lagi dalam masa-masa mendatang. Kepada Menteri Perdagangan Luar Negeri Belanda, juga dikemukakan pendapat Indonesia tentang upaya-upaya penyelesaian perundingan perdagangan multilateral babak Uruguay GATT.
Sampaikan Undangan
Dalam pertemuannya dengan PM Lubbers, Menteri mengemukakan kernbali undangan pemerintah Indonesia kepada PM Belanda untuk berkunjung ke Indonesia. Undangan kepada PM Lubbers itu sebelumnya pemah disampaikan langsung oleh Presiden Soeharto pada waktu kedua kepala pemerintahan tersebut menghadiri KIT Bumi di Rio de Janeiro, Brazilia, Juti 1992.
Selain itu, Menteri Judono juga menyampaikan undangannya kepada para menteri Belanda untuk berkunjung ke Indonesia guna melihat perkembangan pembangunan yang dicapai Indonesia.
Semua menteri yang diundang menyatakan hasratnya untuk berkunjung ke Indonesia. hanya tinggal masalah pengaturan waktunya saja, demikian Judono. (T HN 07/KL 01/EL 03/ 8/07/93 10:37/RE3)
Sumber:ANTARA(OS/07/1993)
___________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 488-489.