Semarang, 29 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Jakarta
IKATAN KASIH SESAMA MUSLIM [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Bapak Soeharto,
Perkenankanlah saya orangtuanya Nidia Rahmanita (5) yang tahun lalu pernah memberikan selamat ulang tahun kepada Bapak. Nama saya Binarto (37).
Melihat perkembangan dan situasi seperti akhir-akhir ini, kami mohon kepada Bapak untuk tetap sabar, tabah, dan tawakal, serta berpasrah kepada Allah.
Kami sekeluarga ikut merasa prihatin dan sedih mendengar berita-berita yang selalu memojokkan Bapak dan putra-putri Bapak. Namun kami yakin Bapak akan tetap sabar dan tegar seperti penampilan Bapak yang sering saya saksikan di televisi.
Kami sekeluarga memang tidak ada hubungan keluarga dengan Bapak, namun ada semacam ikatan kasih sebagai sesama muslim untuk memberikan dorongan dan semangat kepada Bapak menghadapi cobaan.
Kami hanya berdo’a kepada Allah agar Bapak Soeharto beserta keluarga dapat lepas dan terhindar dari cobaan yang sedang dialami Bapak.
Terima kasih salam dan simpati kami beserta keluarga;
Sekian dan terima kasih, Wassalamu’alaikum wr. wb. (DTS)
Binarto
Semarang – Jawa Tengah
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 8. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.