INDONESIA BISA JADI ‘ECONOMIC POWER‘[1]
Jakarta, Antara
Di mata Amerika Serikat, Indonesia dipandang sebagai negara yang nantinya dapat menjadi “economic power”, sebab sekarang pertumbuhan ekonominya berkembang pesat, kata Wakil Ketua DPR JA Katili.
Semua itu berkat adanya stabilitas nasional yang mantap, sehingga memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat, katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu sore seusai menerima lima Senat AS, yaitu J Bennett Johnston, Alan K Simpson, Arlen Specter, Harlan Mathews, Robert F Bennett.
Katili menjelaskan, sekarang inipemerintah dan DPR tengah bekerja keras untuk mencari bentuk terbaik agar stabilitas nasional dan keterbukaan bisa berjalan bersamaan, sehingga satu sama lain tidak dipertentangkan.
“Jangan sampai stabilitas nasional dijadikan alasan untuk menghambat keterbukaan, dan sebaliknya jangan sampai keterbukaan dipakai untuk menghambat stabilitas nasional. Buat apa kita terbuka kalau lantas terjadi seperti di Philipina. Kita kan tidak mau itu,”kata Katili.
Dia menjelaskan , sekarang ini para senator AS akan berusaha secara total agar hubungan AS-Vietnam dapat berjalan baik. Oleh karena itu mereka mengadakan pendekatan kepada Vietnam, disamping Cina dan Jepang.
Restrukturisasi PBB
Para senator AS, menurut Katili mengakui bahwa rencana restrukturisasi PBB yang selama ini sedang diupayakan akan mengalami kesulitan karena kedatangan tentara AS di Somalia mendapat tantangan berat,namun tetap diupayakan dengan cara sebaik-baiknya.
Para Senator juga menanyakan isu-isu yang berkembang di Indonesia, misalnya energi PLTN. Sedangkan isu HAM malah tidak ditanyakan lagi.
Katili menjelaskan meskipun para ahli nuklir di Indonesia menganggap rencana pembang unan PLTN itu sudah aman, namun banyak kalangan masyarakat yang menyatakan keberatan. “Jadi masalah tersebut saat ini sedang menjadi perdebatan, Ujarnya.
Delegasi Senator AS selain berkunjung ke DPR juga akan bertemu dengan Presiden Soeharto, Menlu Ali Alatas, Menteri Perdagangan Joedono, dan Rabu malam dijamu makan malam oleh Menteri Pertambangan dan Energi IB Sudjana.
Rencananya rombongan akan mengunjungi Bali, Yogyakarta, dan Irian Jaya untuk mema ntau lebih dekat kegiatan di PT. Tembaga Pura. Kunjungan ke Indonesia merupakan kunjungan yang terakhir. Sebelurnnya mereka berkunjung ke Vietnam, Cina, dan Thailand.(FAC-JKT.001/SU05/EU08 /20:39!RE2/12/0l/94 20:54)
Sumber: ANTARA(12/01!1994)
_________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 185-186.