INDONESIA DAPAT TAWARKAN JASA KETEKNIKAN PADA NEGARA GNB[1]
Jakarta, Antara
Indonesia dapat menawarkan jasa keteknikan untuk meningkatkan kerjasama diantara negara-negara Gerakan Non Blok (GNB) karena mempunyai pengalaman dibidang itu.
Menteri Perindustrian Ir. Tunky Ariwibowo di Jakarta, hari Rabu mengatakan, pengalaman itu diperoleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri pupuk dan rekayasa industri dalam membangun pabrik baik di dalam maupun di luar negeri.
Kemampuan Indonesia di bidang jasa keteknikan ini dilaporkan Menteri Perindustrian kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Rabu (21/4).
Bidang-bidang yang dapat ditawarkan itu, menurut Tunky adalah jasa keteknikan di bidang operasi, pemeliharaan dan inspeksi pabrik (plant service), pembangunan pabrik Alurninium Fluorida (ALF3), pembangunan pabrik pupuk urea, TSP dan ZA. “Jika tawaran itu mendapat tanggapan baik dari negara-negara GNB, Indonesia bisa meningkatkan volume ekspor pupuk khususnya urea,” katanya.
Dia mencontohkan, PT. Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) yang merupakan pabrik pupuk tertua di Indonesia, telah mampu mengirimkan tenaga jasa Plant Services untuk proyek amoniak-urea di Bangladesh dan Malaysia.
Untuk proyek di dua negara itu, Indonesia mengirim 86 tenaga ahli yang memberikan pendapatan sebesar 2,2 miliar dolar AS. Selain itu, saat ini PT. Petrokimia Gresik (Persero) bekerjasama dengan Chemserv Industries Services Gmbh Austria sedang melaksanakan pembangunan pabrikAlurninium Fluorida (ALF3) di Dayokou, RRC yang dibiayai oleh Bank Dunia.
Dalam proyek tersebut, PT. Petrokimia Gresik mengerjakan bidang rancang bangun dasar, jasa keteknikan dalam pengadaan, supervisi dalam comissioning dan start up pabrik, pelatihan serta ikut bertanggungjawab dalam menjamin keandalan pabrik. Petrokimia Gresik merupakan pemegang lisensi teknologi proses ALF3 yang dibeli dari Chemserv Service GmbH.
Untuk menjalankan program bantuan teknik, PT. Petrokimia Gresik bersama sama dengan PT. Rekayasa lndustri melakukan studi rehabilitasi pabrik pupuk TSP milik Tanzania Fertilizer Coorporation (TFC) di Tanga, Tanzania. Bulan September 1992,hasil studi (proposal) rehabilitasi pabrik pupuk itu, dikirim ke pihak Tanzania.
Mampu Ekspor
Khusus di Tanzania, Indonesia melalui PT. Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) telah mengekspor pupuk urea sebanyak 31.629 MT senilai 5,5 jut a dolar AS yang dilakukan dengan dua kali pengapalan, masing-masing tiba di pelabuhan tujuan pada tanggal 15 dan 20 Maret 1993.
“Ekspor pupuk itu merupakan tindak lanjut dari basil kunjungan Presiden Soeharto ke negara itu bulan Desember 1991 dan kunjungan delegasi Indonesia bulan Februari 1992,” kata Tunky.
Dengan adanya ekspor itu,kata Tunky, PT. Pupuk Kaltim mendapatkan manfaat baik dalam meningkatkan volume penjualan maupun pengalaman dalam transaksi perdagangan dengan negara-negara Afrika. (T.PE05/1:571UE06/22/04/9315:09)
Sumber:ANTARA (22/04/1993)
_______________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 410-411.