INDONESIA PRODUKSI PEMBASMI ALANG-ALANG 3,2 JUTA LITER/TAHUN

INDONESIA PRODUKSI PEMBASMI ALANG-ALANG 3,2 JUTA LITER/TAHUN

 

 

Jakarta, Antara

Indonesia kini marnpu memproduksi racun pembasmi alang-alang dan rumput pengganggu lainnya sebanyak 3,2juta liter per tahun.

Racun pemberantas alang-alang itu disebut “herbisida Roundup”, yang dibuat di Kawasan lndustri Manis, Jatake Jatiuwung, Tangerang oleh PT.Monagro Kimia. Pabrik ini adalah salah satu dari beberapa pabrik kimia yang akan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 4 April1989 secara simbolis, yang acara peresmiannya dipusatkan di Bontang, Kalimantan Timur.

Presiden Direktur Monagro Kimia, Hans K. Vieregge menjela skan kepada pers Rabu, perusahaan ini didirikan dengan fasilitas PMA (Penanaman Modal Asing), antara Monsanto Co. Amerika Serikat dan PT. Mitra Kreasi Dharma. Modal yang ditanarn seluruhnya mencapai lima juta dolar AS, yang terdiri atas 75 persen modal asing dan 25 persen modal swasta Indonesia.

Bahan baku pabrik ini seluruhnya masih diimpor dari AS, sementara produksinya 50 persen diserap oleh pihak PT. Perkebunan (PTP), kata Ir. Jufri Latif (Direktur Pelaksana Monagro Kimia). “Pabrik ini adalah satu-satunya PMA yang membuat herbisida,” tambahnya.

Pabrik yang dibangun di atas tanah seluas dua hektar itu menampung 27 karyawan. Pabrik ini mulai berproduksi Oktober 1988.

Bahan kimia pembasmi rumput/gula pengganggu tanaman ini banyak dipakai di daerah Sumatera, Sulawesi Selatan, Kalimantan dan Jabar.

Selain untuk memberantas alang-alang, herbisida Roundup ini juga efektip membasmi rumput pengganggu di perkebunan karet, kelapa sawit, teh, coklat, kopi, kelapa dan cengkeh, kata Jufri Latif.

Ditambahkannya, untuk membasmi alang-alang seluas satu hektar cukup dengan enam liter herbisida Roundup, sedangkan untuk gulma lunak hanya memerlukan satu sampai dua liter dalam satu hektar.

“Menurut data, di Indonesia kini terdapat padang alang-alang seluas 20 juta hektar dengan pertambahan sekitar 150.000 ha tiap tahun,” kata Jufri Latif.

Hans Vieregge secara khusus menyatakan kepada ANTARA bahwa salah satu kendala yang dihadapi di Kawasan lndustri Manis Jatake, Tangerang ini adalah belum tersedianya sarana telekomunikasi, seperti telepon dan teleks.

 

 

Sumber : MERDEKA (29/03/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 406.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.