INDONESIA SAMBUT BAIK USAHA PEREDAAN KETEGANGAN DUNIA [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menyatakan bahwa Indonesia mengharapkan proses peredaan ketegangan yang sekarang berlangsung dapat mewujudkan landasan bagi terciptanya perdamaian yang lebih menenteramkan hati umat manusia.
Kepala Negara mengemukakan hal itu dalam pidato balasannya pada upacara penyerahan surat2 kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Demokrasi Jerman untuk Indonesia, Eberhard Feister, di Istana Merdeka, Sabtu pagi.
“Indonesia sejak semula mendukung setiap usaha yang mengarah kepada perdamaian. Oleh karenanya saya dengan penuh minat menyaksikan hasil-hasil usaha perdamaian di Eropa yang cukup memberikan harapan-harapan baik,” kata Presiden.
Kepala Negara menjelaskan bahwa pembentukan Perhimpunan Bangsa2 Asia Tenggara (ASEAN) sepuluh tahun yang lalu bertujuan untuk menciptakan serta memelihara perdamaian dan peningkatan kesejahteraan rakyat2 di kawasan Asia Tenggara.
Ia menyatakan kegembiraannya bahwa Dewan Negara, Dewan Menteri sertarakyat Republik Demokrasi Jerman yakin akan adanya pra kondisi yang baik untuk mengembangkan hubungan Indonesia-Republik Demokrasi Jerman.
Persempit Jurang
Kepala Negara satu jam sebelumnya di tempat yang sama menerima Surat2 Kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Sri Lanka untuk Indonesia, Tyrrel Dorrie Samuel Alaric Dissanayaka.
Presiden dalam sambutannya menyatakan bahwa Indonesia dan Sri Lanka sebagai sesame negara non-blok serta Negara berkembang lainnya selalu berjuang sekuat tenaga untuk membangun hubungan2 internasional yang lebih sesuai dengan perdamaian dunia.
Usaha, yang menuntut terjalinnya hubungan antar bangsa yang lebih adil dan lebih menjamin perdamaian dunia itu, menurut Presiden, akan memungkinkan bangsa2 yang terbelakang dan sedang membangun memperoleh kemajuan yang lebih memadai, sehingga jurang pemisah yang mencemaskan antara negara maju dan negara yang sedang membangun dapat dipersempit.
Presiden juga menekankan pentingnya terus ditingkatkan kerjasama bilateral dalam bidang ekonomi antara Indonesia dan Sri Lanka. (DTS)
Sumber:ANTARA (08/04/1978)
[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 627-628.