INDONESIA SAMBUT BAlK HASIL PERTEMUAN PRODUSEN MINYAK TELUK

INDONESIA SAMBUT BAlK HASIL PERTEMUAN PRODUSEN MINYAK TELUK

 

Jakarta, Antara

Indonesia menyambut baik pernyataan negara-negara minyak di wilayah Teluk Parsi yang sepakat kembali kepada kuota OPEC dan menyebut jumlah kuota 17,4 juta barel/hari untuk ketiga belas negara anggota organisasi itu.

“Kami menyambut baik sekali pernyataan itu dan usul tentang kuota itu patut dipertimbangkan semua anggota OPEC,” kata Menteri Pertambangan dan Energi Ginanjar Kartasasmita di Jakarta Selasa, setelah ia bersama Dirut Pertamina Faisal Abda’oe melapor kepada Presiden Soeharto.

Indonesia, katanya, akan mempelajari dan mempertimbangkan usul negara­negara Teluk itu secara saksama sebagai suatu upaya mengatasi kemerosotan harga akibat banjir minyak di pasaran dunia.

Negara-negara Teluk termasuk Irak, Iran, Persatuan Emirat Arab dan Kuwait selama ini diduga menjadi penyebab terjadinya kelebihan produksi minyak OPEC jauh di atas kuota yang ditetapkan organisasi itu 15,06 juta barel/hari (untuk 12 negara, karena Irak tak ikut dalam kuota).

Dalam pertemuan akhir pekan lalu di Riyadh, Arab Saudi, Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (GCC) menyatakan tekad enam negara tersebut untuk kembali ke kuota OPEC. Mereka juga menyebut angka 17,4 juta barel/hari untuk kuota 13 negara OPEC, dengan asumsi kuota untuk Irak sama dengan Iran yaitu 2,3 juta barel/hari.

Menurut pengakuan Menteri Perminyakan Irak, negaranya sejak tahun 1986 memproduksi minyak sekitar 2,7 juta bare/hari, setelah negara yang sedang berperang dengan Iran itu melepaskan diri dari perjanjian kuota OPEC.

Ginanjar menilai pernyataan negara -negara Teluk itu sebagai suatu “statement besar”, karena itu menunjukkan mereka tak lagi menuntut tingkat produksi di atas kuota. “Saya kira ini suatu kemajuan besar, sehingga masalah yang harus diselesaikan kini adalah menempatkan kembali Irak ke dalam kuota OPEC,” ujar Ginanjar.

Ia juga mengharapkan hasil pertemuan GCC itu berdampak positif terhadap pertemuan gabungan Komite Harga dan Komite Strategi Jangka Panjang OPEC di Madrid yang akan dihadirinya.

”Mudah-mudahan ini akan melicinkan jalan ke pertemuan Madrid dan selanjutnya melapangkan jalan untuk konferensi OPEC mendatang,” kata menteri.

Tentang pertemuan di Madrid, Ginanjar menyebutnya sebagai pertemuan sangat penting artinya bagi masa depan OPEC, karena di sana kira-kira akan ditentukan ke arah mana perjalanan OPEC di masa datang.

Kalau pertemuan itu berhasil, diharapkan kestabilan pada penawaran-permintaan minyak akan kembali dan harga minyak di pasaran internasional mantap lagi. ”Namun bila tak berhasil, tentu kita akan lanjutkan dengan pertemuan-pertemuan lain sampai berhasil mencapai kesepakatan,” ujar Ginanjar.

Selain melaporkan rencana ke Madrid, Ginanjar juga memberitahukan kepada Presiden tentang rencananya menghadiri siding Asosiasi Negara-negara Penghasil Timah (ATPC) di Nigeria.

 

 

Sumber : ANTARA (18/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 374-375.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.