INDONESIA TETAP SERIUS BINA HUBUNGAN BAlK DENGAN AUSTRALIA
Canbera, Antara
Duta Besar RI untuk Australia, Roesman, mengatakan, Indonesia tetap serius dalam membina hubungan yang lebih baik lagi dengan Australia, yang dibuktikan dengan makin banyaknya pejabat Indonesia yang datang ke sana akhir-akhir ini.
Dalam jamuan malam yang diadakannya untuk menghormati kunjungan Menteri Perhubungan Azwar Anas di Wisma Indonesia, Canbera, Senin, ia mengatakan, sebenarnya peranan Australia bagi Indonesia cukup berarti. Menurut dia, peranan itu penting, mengingat Australia merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan Republik Indonesia hanya beberapa saat setelah RI memproklamasikan kemerdekaannya.
Australia, katanya, juga ikut berperan aktif membantu Indonesia dengan memboikot kapal Belanda yang akan mengangkut senjata dan barang perlengkapan lain ke Indonesia dari pelabuhan Australia pada masa revolusi fisik itu.
Tetapi, diakuinya pula bahwa antara Indonesia dan Australia terdapat perbedaan yang cukup besar yaitu mengenai kebudayaan, sistem politik, dan penduduk.
“Oleh karena itu, apabila terjadi pasang-surut dalam hubungan kedua bangsa, hal tersebut merupakan hal yang wajar sebagai peristiwa yang dapat kita ambil hikmahnya dengan pikiran jernih,” katanya.
Ia mengatakan, beberapa tahun terakhir ini, hubungan antara kedua negara bertambah baik, karena adanya kemauan politik dari kedua pihak untuk tidak lagi membicarakan hal yang bersifat kontroversial seperti yang terjadi pada masa sebelumnya.
“Penandatanganan perjanjian zone kerjasama Celah Timor merupakan bukti yang nyata tingkat kematangan hubungan antara kedua bangsa,” demikian Dubes Roesman.
Menhub Azwar Anas mengatakan, ia mengunjungi negara itu untuk lebih mempererat lagi hubungan antara Indonesia dan Australia, dan meninjau berbagai sarana yang dipunyai oleh Pemerintah Australia, khususnya di bidang perhubungan.
Ia mengatakan, Presiden Soeharto mengharapkan agar dalam kunjungannya itu, ia mendapat masukan yang baik hasilnya. Pemerintah Austalia sudah memberikan bantuannya, berupa kredit lunak untuk pembelian loko kereta api, katanya.
Juga akan ditandatangani Memorandum of Understanding (MOU) di bidang pelabuhan antara Pelabuhan III Surabaya dengan pelabuhan Australia, demikian laporan wartawan ANTARA Agus Raharto dari Canberra.
Sumber :ANTARA(27/02/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 127-128.