INSTRUKSI PRESIDEN TENTANG PEMASARAN TEKSTIL

INSTRUKSI PRESIDEN TENTANG PEMASARAN TEKSTIL [1]

 

Jakarta, Abadi

Presiden Soeharto menginstruksikan agar pemasaran hasil-hasil tekstil Indonesia baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor, sales promotion (promosi perdagangan) benar-benar didukung oleh tersedianya barang-barang dan pengaturan pengiriman yang lancar.

Instruksi Presiden itu dikeluarkan dalam sidang dewan stabilisasi ekonomi di Bina Graha hari Selasa setelah mendengarkan laporan Menteri Perindustrian mengenai hasil­-hasil pembangunan bidang Industri tekstil.

Menteri M. Jusuf mengemukakan, bahwa jumlah produksi tekstil Indonesia baik melalui Penanaman Modal Asing maupun Modal Dalam Negeri terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dalam masalah pemasaran hasil-hasil tekstil untuk ekspor, Presiden Soeharto minta agar setelah diadakan perkenalan di luar negeri, bila ada pembeli jangan sampai tidak ada barangnya.

Karena itu perlu diadakan koordinasi antara bidang-bidang keuangan perindustrian dan perdagangan dan koordinasi ini benar -benar dijalankan, demikian Presiden Soeharto.

Ekspor Textile ke Amerika

Indonesia dewasa ini telah mengekspor hasil industri. Perindustrian tidak terutama tekstil sintetis seperti kaos dan barang-barang rajutan.

Menteri Penerangan Mashuri menjawab pertanyaan pers menyatakan bahwa Menteri Perindustrian tidak menyebutkan berapa jumlah tekstil Indonesia yang diekspor itu dan sejak kapan.

Sementara itu, menurut Menteri Mashuri, Tanzania juga ingin membeli tekstil dari Indonesia. Akan tetapi kita belum dapat melayaninya sebelum adanya koordinasi yang baik dibidang ini.

Bencana Alam Flores

Menjawab pertanyaan pers, Menteri Penerangan menyatakan bahwa pemerintah memberikan perhatian penuh terhadap bencana alam yang menimpa di sebuah pulau di Flores dan telah membicarakannya dalam rapat antara Menteri Kesra.

Pemerintah sudah mengambil langkah-Iangkah untuk meringankan korban bencana alam tersebut dengan mengirimkan bahan-bahan pangan, obat-obatan dan uang. Dikatakan bahwa sampai sekarang ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban bencana alam di Flores itu.

Menteri Mashury mengakui lambatnya komunikasi mengingat terpencilnya daerah yang ditimpa bencana yang mengakibatkan terlambatnya pemerintah menerima informasi mengenai kejadian tersebut.

Gubernur Nusa Tenggara Timur El Tari sendiri baru mengetahui kejadian tersebut ketika berada di Jakarta. Padahal bencana itu teIjadi ketika ia berada di NTT, demikian Menteri Penerangan Mashuri SH. (DTS)

Sumber: ABADI (20/06/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 220-222.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.