IRAN MINTA INDONESIA TERUS BANTU PENYELESAIAN KONFLIK MORO 

IRAN MINTA INDONESIA TERUS BANTU PENYELESAIAN KONFLIK MORO [1]

 

Jakarta, Antara

Para ulama Iran meminta Indonesia terus membantu upaya penyelesaian konflik di Pilipina Selatan antara pemerintah Pilipina dan Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF).

Seusai berlangsungnya pertemuan antara Presiden Soeharto dan ulama terkenal Iran dari Propinsi Mashad, Hojatoleslam Tabashi di Mashad, Kamis, Mensesneg Moerdiono mengatakan kepada pers bahwa ulama Iran memperhatikan secara cermat pembicaraan MNLF dan pemerintah Pilipina.

Indonesia telah dua kali menjadi tuan rumah bagi pertemuan kedua belah pihak yaitu di Istana Cipanas dan Jakarta baru-baru ini. MNLF menuntut otonomi di 13 propinsi di Pilipina Selatan;  ‘berdasarkan perjanjian Tripoli beberapa tahun lalu.

“Saya dan Menlu Ali A law.  merasa terkejut mendengar harapan Tabashi karena ternyata mereka mengikuti secara cermat langkah-langkah kita,” kata Moerdiono. Setelah mendengar harapan-harapan ulama Iran itu, Presiden Soeharto menjelaskan posisi Indonesia dengan mengatakan yang dianut adalah politik luar negeri yang bebas aktif.

“Namun karena ada permintaan dari pemerintah Pilipina dan MNLF, maka Indonesia menyatakan siap membantu proses perdamaian,” kata Moerdiono.

Pada pertemuan itu, ulama Tabashi juga mengharapkan Indonesia yang sekarang menjadi pemimpin Gerakan Non Blok untuk membantu meningkatkan kesejahteraan negara-negara berkembang.

Pada hari Kamis, dengan menggunakan pesawat Boeing 707 milik Iran, Kepala Negara yang didampingi Ibu Tien Soeharto mengunjungi propinsi iniyang terkenal memiliki pesantren yang tidak hanya mengajarkan agama Islam tapi juga ilmu-ilmu keduniawian seperti politik dan industri kecil.

Tabashi mengatakan kepada Kepala Negara bahwa pihaknya bersedia menerima pemuda-pemuda Indonesia untuk belajar di sana. Pada kesempatan itu, Kepala Negara mengunjungi makam Imam Ali bin Musa Reza, imam kedelapan bagi kelompok Islam Syiah yang merupakan mayoritas di Iran. Presiden kemudian mengelilingi komplek itu.

(Fac-EU02/PE06/PU01122:50/RE2 /25/11/93 23: 19)

Sumber:ANTARA (25/11/1993)

____________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 311-312.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.