“JANGAN BERKHAYAL, TETAPI HARUS BEKERJA KERAS !”

HM Soeharto dalam berita

PRESIDEN: “JANGAN BERKHAYAL, TETAPI HARUS BEKERJA KERAS !” [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan tujuan jangka panjang pembangunan Indonesia untuk mewujudkan masyarakat maju dan berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila memang indah, namun ia mengingatkan agar bangsa Indonesia tidak berkhayal bahwa se-gala2nya akan datang begitu saja.

“Untuk mencapai tujuan yang indah tadi, kita semua harus bekerja keras”, demikian Kepala Negara menegaskan dalam pidatonya ketika meresmikan jalan tembus sepanjang 35 km yang menghubungkan Sentani dan Genyem di Irian Jaya, Rabu siang.

“Apabila kita mau bekerja dan mampu bekerja apalagi bekerja keras pasti hasil2nya akan tampak, kemajuan dan keadilan akan kita dekati setapak demi setapak”, kata Presiden menegaskan.

Ia mengingatkan bahwa setelah 14 tahun kembali ke pangkuan lbu Pertiwi Irian Jaya telah mencapai kemajuan2 besar, tidak hanya dalam bidang kebendaan seperti gedung2, tetapi juga di lapangan pendidikan, kesenian, olahraga dan lapangan sosial lainnya.

Kepala Negara mengharapkan adanya jalan tembus Sentani dan Genyem ini akan membuat ekonomi lrian Jaya akan cepat tumbuh dan kesejahteraan rakyat akan naik.

Irian Punya Kemungkinan2 Besar

Kepala Negara menyatakan bahwa lrian Jaya yang luasnya 115 dan luas seluruh Indonesia sungguh mempunyai kemungkinan2 besar di masa datang.

Namun, ia mengingatkan bahwa lrian Jaya juga mempunyai hambatan2 besar yang harus disingkirkan. Salah satu hambatan besar itu adalah masalah pembangunan yang menyebabkan kota yang satu dengan yang lain terpisah oleh hutan belantara dan hubungan antarkota satu dengan yang lainnya harus melalui laut dan udara.

Walaupun telah banyak kemajuan yang dicapai dalam perhubungan udara dan laut di Irian Jaya, namun Presiden melihat bahwa pembangunan jalan darat yang menembus jauh kepedalaman merupakan salah satu jawaban yang penting bagi perkembangan ekonomi, pembangunan dan peningkatan ekonomi rakyat di daerah tersebut.

Alasan yang dikemukakan Presiden ialah bahwa biaya angkutan udara dan laut selama ini masih tetap tinggi, disamping di belakang kota2 itu terbentang daerah pedalaman yang memberi banyak kemungkinan.

Daerah pedalaman itu, menurut Presiden, perlu dikembangkan agar dapat menjadi daerah transmigrasi, agar dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk dan agar dapat menghasilkan kebutuhan bahan pangan sehingga kota2 tidak tergantung dari luar.

Kepala Negara minta Pemda Irian Jaya terus menerus memikirkan dan mengusahakan pengembangan daerah sepanjang jalan tembus itu dan pengembangan daerah pedalaman sendiri. Masyarakat juga diminta untuk mengambil manfaat sebesar2nya dari jalan tembus itu.

Satu2nya cara adalah mengembangkan kegiatan produktif peranan masyarakat dalam hal ini sangat penting, sebab pembangunan yang dilakukan sekarang ini adalah pembangunan dan masyarakat, oleh masyarakat dengan bimbingan Pemerintah, demikian Presiden Soeharto.

Presiden Soeharto dan rombongan akan tinggal di Irian Jaya selama dua hari. Rombongan Presiden antara lain terdiri dari Ny. Tien Soeharto Menteri EKUIN/Ketua Bappenas, Menteri Pertambangan, Menteri Naker Transkop, Menteri Perindustrian, Menteri Perhubungan, Menteri Sekretaris Negara dan Dubes Amerika Serikat untuk R.I.

Kepala Negara Kamis pagi akan meresmikan ladang minyak Salawati di Sorong dan sore harinya bertolak kembali ke Jakarta. (DTS)

Sumber: ANTARA (07/12/1977)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 424-425.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.