JANGAN RAGU MENGHADAPI LIBERALISASI

JANGAN RAGU MENGHADAPI LIBERALISASI[1]

 

Jakarta, Suara Pembaruan

PRESIDEN Soeharto Senin pagi (9/1) di Istana Bogor menyatakan resmi dimulainya Penataran Calon Penatar P4 Tingkat Nasional/Manggala BP7 Pusat Penataran diikuti oleh pejabat Eselon I. Menurut keterangan,penataran jenis ini dibagi empat angkatan sehingga semua pejabat Eselon I berpredikat Manggala. Seperti diketahui, Penataran Manggala yang terdiri atas Eselon I ini, merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) No.2 Tahun 1994. Inpres itu sendiri bertujuan menumbuhkan pemahaman dan keyakinan yang lebih mendalam mengenai kebenaran dan keampuhan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi nasional dan pandangan hidup bangsa. Memang sudah waktunya bagi kita untuk menumbuhkan keyakinan yang lebih mendalam akan kebenaran dan keampuhan Pancasila sebagai ideologi negara. Sebab, apabila dalam kurun waktu 16 tahun kita melaksanakan penghayatan danpemahaman P4 sejak TAP MPR No. 11/MPR/1978, kini saatnya untuk menggerakkan pembudayaan P4 melalui upaya menumbuhkan keyakinan yang lebih mendalam akan kebenaran dan keampuhan Pancasila. Lebih-lebih lagi tantangan, dinamika dan aspirasi yang berkembang sekarang sudah barang tentu tidak seluruhnya sama dengan tantangan, dinamika dan aspirasi yang kita hadapi pada kurun waktu 16 tahun lalu. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan misalnya, mau tidak mau, suka atau tidak suka, siap atau tidak, harus kita hadapi. Untuk itu mutlak diperlukan kesiapan dan kemantapan ideologis, dalam hal ini Pancasila melalui peningkatan keyakinan akan kebenaran dan keampuhan pandangan hidup bangsa tersebut dalam menghadapi perkembangan global dimaksud. OLEH karena itu, seperti ditegaskan Presiden Soeharto dalam sambutannya pada peresmian pembukaan Penataran Calon Penatar P4 Tingkat Nasional/Manggala BP7 Pusat di Istana Bogor tersebut, dalam menghadapi globalisasi dan perdagangan bebas dunia, kita tidak bisa ragu sedikit pun. Kita terima tantangan dan kita sambut peluang yang diberikan oleh kurun waktu di hadapan kita. Kita tidak boleh ragu dalam memasuki kurun waktu baru tersebut. Sebab, keraguan adalah kelemahan yang pasti menjadi penghambat dalam mencapai sasaran yang telah kita tetapkan. Keraguan dalam masyarakat akan amat merugikan perjuangan kita bersama. Keraguan dalamjajaran pemerintahan akan lebih merugikan lagi, karena jajaran pemerintahan merupakan lembaga yang meliputi seluruh bangsa dan negara. Mengingat tujuan Inpres No.2 Tahun 1994 untuk menumbuhkan keyakinan yang lebih mendalam akan kebenaran dan keampuhan Pancasila sebagai ideologi negara, maka sudah dengan sendirinya pula metode dan materi P4 harus ditinjau dan disesuaikan. Sebab latar belakang dikeluarkannya Inpres No. 2 Tahun 1994, merupakan hasil evaluasi Penataran P4 selama 16 tahun. HASIL evaluasi itu mengatakan, gairah pemasyarakatan P4 akhir-akhir ini dirasakan mulai menurun. Hal itu antara lain disebabkan adanya perasaanjenuh, penataran sebagai sekadar formalitas, yang dibicarakan dalam penataran sangat berbeda dengan kenyataan di masyarakat, berbagai perkembangan mutakhir dikaitkan dengan nilai-nilai P4 serta adanya anggapan buat apa lagi ada Penataran P4 karena Pancasila sudah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua faktor yang mengakibatkan menurunnya gairah Penataran P4 justru harus dihindari di saat bangsa kita menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia. Lagi pula perlu disadari, hasil-hasil yang dicapai selama 25 tahun pembangunan telah meningkatkan daya pikir, daya nalar, daya kritis terrnasuk kecerdasan masyarakat. Di samping itu, hasil-hasil tersebutjuga mengakibatkan berubahnya tantangan, dinamika dan aspirasi masyarakat Juga jangan dilupakan bahwa generasi muda kita sekarang adalah yang tidak mengalami langsung perang kemerdekaan, sebaliknya mereka lahir dan dibesarkan dalam era pembangunan nasional sehingga visi dan aspirasinya tentunya tidak sama dengan generasi yang mengalami langsung dan yang menderita selama revolusi fisik memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.

ITULAH sebabnya, gerakan pembudayaan P4 tersebut justru dirasakan makin penting karena seperti diakui oleh Kepala Negara dalam sambutannya, sebagian dari kesangsian dan keraguan dalam masyarakat kita ada yang berdasar pertimbangan teknis dan profesional yang menimbulkan pemyataan yang bersifat teknis dan profesional pula. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus kita alami selama 25 tahun terakhir, ternyata di sana-sini menimbulkan dampak berupa makin melebarnya kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat. Tidak mengherankan apabila dalam masyarakat ada yang mempertentangkan kenyataan kesenjangan sosial ekonomi tadi dengan nilai-nilai yang ditatarkan dalam Penataran P4. Dengan kata lain, kenyataan praktis tidak sesuai dengan materi penataran. Untuk menghindarkan segala dampak yang tidak mendukung serta keberhasilan gerakan pembudayaan P4, maka peranan Eselon I sangat menentukan. Sebab, seperti ditandaskan oleh Kepala Negara, sebagai pejabat Eselon I maka tidak berlebihan jika dikatakan mereka inilah yang dalam kenyataan sehari-hari menjalankan kekuasaan pemerintahan itu.

Sumber: SUARAPEMBARUAN  (09/01/1995)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 42-44.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.