JERMAN SETUJU HUTAN DIMANFAATKAN SECARA LESTARI[1]
Samarinda, Antara
Anggota Parlemen Jerman Dieter Schanz mengatakan, Jerman pada prinsipnya setuju hutan beserta sumber alamnya dirnanfaatkan untuk perkembangan industri, namun semua itu harus dilakukan secara lestari.
“Jerman tidak pernah melakukan boikot melarang Indonesia menggunakan sumber daya hutan serta sumber daya alam lainnya untuk kepentingan ekonomi, namun itu hendaknya dilakukan secara tepat dan lestari, “katanya ketika diminta komentarnya ketika melakukan peninjauan ke kawasan penghijauan Bukit Soeharto, Jumat.
Perhatian pemerintah Jerman itu, menurut Schanz, karena mereka juga merasa ikut bertanggungjawab atas kelestarian hutan di Indonesia maupun belahan dunia lainnya mengingat kondisi lapisan ozon yang sudah memburuk.
Ketika melakukan peninjauan, rombongan Parlemen Jerman mengakui upaya penghijauan yang dilakukan di Bukit Soeharto cukup baik dan tertata sempurna, namun itu hendaknya terus dipelihara hingga kembali menjadi hutan tropis yang nantinya diharapkan akan dapat mempengaruhi kondisi ozon.
Setelah memperhatikan kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh para pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) di Bukit Soeharto, rombongan Parlemen Jerman mengharapkan agar penghijauan dilakukan sepanjang seratus meter dari mas jalan Samarinda – Balikpapan.
“Penghijauan hendaknya dilakukan secara keseluruhan,karena para pengusaha sektor kehutanan memiliki tanggungjawab besar terhadap pemulihan kondisi hutan,” katanya.
Menyinggung upaya pengawasan hutan tropis Indonesia, Parlemen Jerman menyarankan agar dilakukan melalui pemotretan satelit agar pemantauan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Rombongan Parlemen Jerman yang terdiri dari lima orang dipirnpin Klaus Juergen Hedrich yang juga ketua delegasi Parlemen Jerman untuk negara- negara ASEAN selain berkunjung ke Kaltim juga melakukan kunjungan ke Bandung, mengadakan pertemuan dengan Presiden Soeharto dan anggota dan pirnpinan DPR/MPR.
Di Kaltim selain meninjau kawasan penghijauan Bukit Soeharto, mereka juga mendapat penjelasan tentang kegiatan proyek-proyek kerjasama pemerintah kedua negara yang ada di daerah itu.
Proyek-proyek tersebut, antara lain tentang pengembangan usaha tani lahan kering, proyek pengembangan sumberdaya manusia dan lingkungan hidup, proyek perencanaan pemetaan dan tata guna tanah serta proyek kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda.
Untuk tahun 1993, bantuan pemerintah Jerman melalui kerjasama dengan Indonesia senilai 130 miliar mark yang terdiri dari 40 miliar mark dalam bentuk bantuan teknik serta sisanya dalam bentuk dana. (SMD-002/PK02/001/EU07)
Sumber:ANTARA(l6/07/1993)
_________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 497-498.