Kagum Pada Kebesaran Jiwa

Jakarta, 8 Juni 1998

Kepada Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Jakarta

KAGUM PADA KEBESARAN JIWA [1]

Dengan hormat, pertama-tama saya ingin memperkenalkan diri dan perkenankanlah saya menyatakan rasa haru atas pengunduran diri Bapak secara mendadak dari jabatan Presiden RI, tanggal 21 Mei 1998 yang lalu di Istana Merdeka. Namun saya juga kagum akan kebesaran jiwa Bapak yang lebih mementingkan keutuhan persatuan dan kesatu-an bangsa Indonesia daripada kepentingan Bapak sendiri.

Sebagai seorang hamba Tuhan yang sangat mengasihi Bapak, karena telah dipercaya oleh Tuhan dan oleh rakyat Indonesia untuk menjadi Presiden RI yang ke II (dua), maka sejak 5 (lima) tahun yang lalu, sebelum Sidang Umum MPR tahun 1993, saya sudah sering berkata kepada teman-teman saya, “Alangkah baiknya kalau Pak Harto, tidak bersedia lagi menjadi Presiden” karena itu nama baik Bapak masih harum. Namun setelah Bapak terpilih lagi untuk masa jabatan periode tahun 1993 s.d 1998, saya selalu mendo’akan Bapak kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya Tuhan mengaruniakan roh takut akan Tuhan, roh hikmat akal budi dan kebijaksanaan serta kekuatan dan kesehatan tubuh yang prima kepada Bapak, sehingga Bapak dapat mengemban tugas yang sangat berat itu dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena sekarang Bapak sudah santai, saya ingin bertemu dan bercakap-cakap dengan Bapak tentang hal-hal kerohanian dan kita dapat berdo’a bersama untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kasih Maha Penyayang dan Maha Pengampun. Saya akan sangat bersyukur kepada Tuhan dan berterima kaish kepada Bapak kalau Bapak mau mengundang saya untuk maksud seperti tersebut di atas.

Akhirnya tak lupa saya mendo’akan Bapak; “Semoga Tuhan selalu memberikan ketabahan dan kebesaran hati Bapak, terhadap segala cercaan dan penghinaan orang-orang yang membenci Bapak. Tuhan kiranya menguatkan hati dan iman Bapak dalam menghadapi berbagai cobaan yang mungkin masih akan menerpa kehidupan Bapak di masa­-masa mendatang, Amin”.. (DTS)

Salam Kasih Dalam Tuhan,

Pdt. Daud G. Bilangi Tambora

Jakarta Barat

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 334-335. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.