KALANGAN SENAT DESAK CLINTON TIDAK CABUT GSP BAGIRI[1]
Jakarta, Antara
Kalangan Senat AS mendesak Presiden Bill Clinton untuk tidak mencabut fasilitas pembebasan atau pengurangan bea masuk (GSP) bagi Indonesia karena telah makin baiknya kondisi pekerja disini. Seusai mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Kamis, Senator Bernett Johnston dari Partai Demokrat mengatakan kepada pers, pemberian bantuan ekonomi memang tidak patut dikaitkan dengan pemberian fasilitas GSP.
Masalah ini dikemukakan Johnston ketika ditanya tentang kemungkinan dicabutnya fasilitas GSP bagi Indonesia karena AS menuduh Indonesia tidak menghormati hak-hak para peketja. Keputusan tentang dicabut atau tidaknya fasilitas GSP bagi Indonesia itu akan diumumkan pertengahan bulan Februari. Johnston mengatakan, pihaknya memang menganggap pada masa lalu telah terjadi “pelanggaran “terhadap HAM di Indonesia termasuk para buruh.
“Namun Indonesia telah mencapai banyakkemajuan dalam pelaksanaan HAM termasuk memperbaiki situasi perburuhan, “kata Johnston yang didampingi empat senator lainnya serta Dubes AS untuk Indonesia Robert Barry.
Ketika menjelaskan sikapnya agar bantuan AS tidak dikaitkan dengan masalah HAM, Johnston menunjuk kepada sikap penolakannya terhadap usul Senator Feingold baru- baru ini agar bantuan militer kepada Indonesia dihentikan dengan alasan tetjadinya pelanggaran HAM di TimorTimur.
“Adalah sikap yang salah untuk mengait-ngaitkan pemberian bantuan ekonomi dengan bantuan militer,” kata Senator dari Negara Bagian Lousiana itu.
Harus Mengakui
Di tempat yang sama, Presiden Soeharto menerima Ketua Dewan ASEAN Amerika Serikat (US-ASEAN Council) Robert Driscoll. Dewan ini adalah wadah bagi pengusaha AS untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara anggota ASEAN.
Driscoll meng atakan kepada wartawan bahwa dengan Presiden Soeharto dibahas pula masalah GSP. Ia mengatakan pemerintah AS memang sebaiknya melanjutkan pemberian GSP bagi Indonesia.
“Adalah salah kalau AS ingin menghentikan pemberian GSP-nya bagi Indonesia,”
kata Driscoll. Ia kemudian menunjuk pada makin baiknya situasi perburuhan di Indonesia. Ia mengatakan laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) tentang makin baiknya keadaan perburuhan di Indonesia harus diperhatikan.”Membaiknya situasi perburuhan itu harus disadari dan diakui oleh semua kalangan di AS,” katanya. (T.EU02/EU06/13/01/9413:39/RU2)
Sumber: ANTARA(l3/0l/1994)
_____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 187-188.