KALAU SAYA TERPILIH JADI PRESIDEN, AGAR SAYA DI KONTROL SECARA KETAT

Pak Harto Pada Partai Persatuan

KALAU SAYA TERPILIH JADI PRESIDEN, AGAR SAYA DI KONTROL SECARA KETAT [1]

 

Jakarta, Nusantara

Kalau dalam pemilihan Presiden pada Sidang Umum tanggal 22 Maret yang akan datang saya terpilih jadi Presiden RI, saya minta kepada seluruh rakyat Indonesia melalui wakil-wakilnya yang ada di dalam DPR untuk mengontrol secara ketat segala pekerjaan yang dilaksanakan oleh presiden,” demikian Jenderal Soeharto kepada delegasi Fraksi Partai Persatuan Pembangunan kemarin di Gedung Bina Graha.

Delegasi Fraksi Partai Persatuan Pembangunan yang terdiri dari KH. Maskur (Ketua), Ismail Hasan, Rusli Halil dan Gobel dengan diantar oleh Ketua Umum Partai tersebut menemui Jenderal Soeharto di Gedung Bina Graha untuk minta kesediaannya dicalonkan dalam pemilihan Presiden pada Sidang Umum tanggal 22 Maret 1973 yang akan datang. Dalam keterangannya kepada pers HMS. Mintaredja SH menyatakan bahwa Fraksi Partai Pembangunan sangat terkesan oleh sikap dan jawaban Jenderal Soeharto dengan kata-kata “Insya Allah”. Artinya. Kata Mintaredja SH, bahwa lenderal Soeharto tidak mau mendahului keputusan Tuhan atau MPR. Hal ini menunjukkan sikap Jenderal Soeharto yang merendahkan diri. Berbicara mengenai masalah pemilihan Presiden, Jenderal Soeharto lebih lanjut berkata, “Insya Allah, kalau sudah terpilih jadi Presiden saya tidak ingin lepas dari kontrol rakyat, oleh karena itu demikian Jenderal Soeharto kepada delegasi Fraksi Partai Persatuan Pembangunan kemarin di Gedung Bina Graha.

Bukan untuk Jatah Kursi

Menurut HMS Mintaredja SH, dasar alasan yang dijadikan pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan untuk mencalonkan Jenderal Soeharto sebagai Presiden bukan dimaksudkan supaya Partai Persatuan Pembangunan dianakemaskan dan juga bukan dimaksudkan supaya Partai tersebut mendapat jatah kursi dalam kabinet nanti, tapi benar-benar-penilaian yang objektif sebagai “the right man on the right place”

“Banyak hasil-hasil yang telah dicapai oleh Jenderal Soeharto selama menjabat Presiden RI dan ini telah diakui oleh rakyat dan dunia internasional.”

“Jenderal Soeharto sendiri telah mengakui bahwa sebagai insan banyak kekurangannya. Sikap terbuka dan jujur inilah yang membuat kagum Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, dan mudah-mudahan apa yang telah terungkap dalam pribadi yang agung dipenuhi dalam Sidang Umum MPR yang akan datang,” demikian Mintaredja SH.

Atas pertanyaan apakah dalam pertemuan dengan Jenderal Soeharto juga dibicarakan mengenai resuffle Kabinet dan tidak ada “dagang sapi”. “Semua itu terserah kepada Presiden terpilih nanti”.

Ditanya mengenai tanggungjawab Wakil Presiden, dijadikan bahwa tanggung jawab Wakil Presiden itu baru timbul kalau presiden berhalangan. Tapi dalam UUD 45 Wakil Presiden adalah pembantu Presiden dan Wakil Presiden bukanlah Mandataris MPR. (DTS)

Sumber: NUSANTARA (19/03/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1973), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 88-89.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.