KALTENG BERHARAP JADI TUAN RUMAH MTQ NASIONAL

KALTENG BERHARAP JADI TUAN RUMAH MTQ NASIONAL

 

Jakarta, Antara

Masyarakat Kalimantan Tengah mengharapkan daerahnya menjadi tuan rumah Lomba Membaca Indah Al Qur’an (MTQ) tingkat nasional tahun 1991.

Keinginan tersebut disampaikan Gubernur Kalteng Gatot Amrih SH kepada Presiden Soeharto dalam pertemuan setengah jam di Bina Graha Jakarta, Kamis 13 September 1988.

”Presiden memberi petunjuk agar penyelenggaraan MTQ itu jangan menimbulkan kesanjor-joran yang kemudian meninggalkan banyak hutang” ujar Gatot Amrih kepada wartawan.

Ia mengatakan Kalteng mempunyai kemampuan menyelenggarakan peristiwa nasional seperti MTQ dan pemda akan berusaha semaksimal mungkin tidak membebani rakyat untuk menyelenggarakan MTQ itu.

Gubernur berharap penyelenggaraan MTQ dapat menimbulkan dampak positif bagi daerahnya berupa pembangunan berbagai sarana. Ia juga mengharapkan penyelenggaraan lomba tingkat nasional itu bisa sukses seperti daerah lain misalnya Sumbar, Kalbar dan Lampung.

Apabila MTQ tingkat nasional mendatang jadi diselenggarakan di Kalteng, Pemda merencanakan lomba tersebut dipusatkan di kompleks Universitas Palangkaraya.

Gatot Amrih juga melaporkan berbagai hasil pembangunan daerahnya terutama pembangunan jalan-jalan baru untuk membuka hubungan darat dari Palangkaraya ke semua ibukota kabupaten di propinsi tersebut.

Jalan darat yang sudah selesai dibangun antara lain menghubungkan Palangkaraya dengan Sampit sepanjang 230 km.

Dalam Repelita V, kata Gubernur, pembangunan jalan akan terus dilanjutkan untuk membuka hubungan darat dengan propinsi lain seperti Kaltim, Kalbar dan Kalsel.

Kalteng merupakan propinsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Irian Jaya dan Kaltim, namun tingkat kepadatan penduduknya paling rendah, hanya delapan jiwa per km2. Propinsi yang luasnya satu setengah kali Pulau Jawa itu kini hanya berpenduduk 1,3 juta orang.

Pada kesempatan itu Gubernur Kalteng juga melaporkan keberhasilan pengembangan tanaman lada dan kedele yang mampu meningkatkan pendapatan petani tanaman itu.

 

 

Sumber : ANTARA (13/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 479-480.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.