Kami Siap Bela

Tanjung Pandan, 7 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

di Tempat

KAMI SIAP BELA [1]

Dengan hormat,

Saya perkenalkan identitas diri saya sebagai berikut:

Nama                    : ACHMADI M.

Umur                    : 40 tahun

Pekerjaan           : Wiraswasta

Alamat                 : Belitung.

Dengan segala rasa hormat kepada Bapak sekeluarga saya ingin menyampaikan sesuatu di mana akan saya uraikan sebagai berikut:

SEJARAH

  1. Sejarah mencatat Bapak, sebagai warga negara yang berani mengambil inisiatif untuk menumpas G 30 S/PKI di Indonesia dengan resiko yang sangat berat sekali untuk keselamatan Bapak secara pribadi maupun seluruh keluarga Bapak dan anak-anak Bapak masa itu.

PENDAPAT PRIBADI

  1. Dengan melihat sejarah, Bapak dan anak-anak sekeluarga wajar jika berhasil dari segi ekonomi karena pengalaman sejarah yang lalu di mana Bapak dan anak-anak sekeluarga beresiko yang sangat besar sekali dalam menumpas G 30 S/PKI.
  2. Pembangunan di Indonesia sudah baik dan selaku manusia biasa, wajar jika Bapak sekali mengalami kekhilafan jika dibandingkan dengan perjuangan Bapak selama 30 tahun ini, semua masih sangat wajar. Walaupun mungkin yang melakukan kekeliruan-kekeliruan tersebut mungkin bukan dari Bapak langsung, tetapi mungkin dari orang kiri-kanan Bapak. Namun demikian sebagai pemimpin besar Bapak mau mengambil alih tanggung jawab tersebut.

Jika dapat kita bersilaturahmi, saya akan mendoakan Bapak dan anak-anak Bapak sekeluarga selama tujuh hari tujuh malam pada mesjid besar. Dan saya akan membela kepentingan Bapak dan anak-anak Bapak sekeluarga dengan segala daya dan cara. (DTS)

Wassalam,

ACHMADI M.

Belitung

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 252-253. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.