Klaten, 24 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak H.M. Soeharto
Bapak Negeri Pahlawan Bangsaku
di Jl. Cendana, Jakarta
KAMI SIAP MENJAGAMU [1]
Dihaturkan dengan penuh rasa hormat,
Semoga kesehatan, ketenteraman, kekuatan, dan kesabaran senantiasa menyertai Ramanda di Jakarta.
Melalui surat ini saya bermaksud menyampaikan rasa simpati yang mendalam atas segala cobaan yang saat ini sedang Bapak tanggung. Saya mohon kiranya Bapak berkenan memberikan maaf atas segala kekhilafan sebagian kecil dari anak bangsa ini. Maafkanlah, karena mereka tidak tahu apa yang tengah dilakukannya. Maafkanlah mereka yang tengah mabuk kepayang oleh anggur yang disebutnya reformasi. Maafkanlah mereka yang tengah mencoba mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa. Kelak mereka akan menyesal, bahwa persatuan dan kesatuan yang begitu indah itu sesungguhnya amat mahal harganya.
Ramandaku, Bapak bangsaku, menangislah, sesalilah, tapi jangan pernah merasa sendiri, karena saya di sini, bersama pemuda anggota Forum Komunikasi Karang Taruna Klaten yang berjumlah 325.000 orang dan anggota FKPPI yang berjumlah 7.250 orang, semua mencintai Bapak, semua tetap bersatu dengan Bapak. Jangan pernah merasa kesepian.
Bapak Haji Mohammad Soeharto, guruku, inspiratorku, di sini, di Klaten, kami telah menyiapkan anak-anak, putra-putramu, yang siap mengorbankan diri menjagamu. Kalau sampai ada yang berani menyentuh kulitmu sampai ke ujung bumi pun kami akan mengejarnya.
Mohon perkenan Ramanda berkenan menyampaikan pesan saya kepada Mas Bambang Tri, Mbak Tutut, dan Mas Tomy. Kepadanya aku titipkan Bapak Bangsaku ini. Tolong jaga, bukan hanya untukmu, tetapi untuk kami, untuk bangsa ini yang telah dibesarkan dan dilindungi. Terima kasih.
Ramanda hati-hatilah, jaga kesehatanmu, doaku, doa seluruh anak negeri ini akan senantiasa menyertaimu. Amin. (DTS)
Salam hormat dan cintaku untukmu.
Dari ananda Putra negeri
yang telah berhutang budi dan mencatat
seluruh jasa-jasamu
Herry Leksono
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 103-104. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.