Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Tempat
KAPAN KE GUNUNG KIDUL [1]
Assalamu’ alaikum Wr. Wb.
Saya orang yang tak tahu apa-apa. Tetapi perlu Bapak tahu. Rakyat Bapak di Gunung Kidul (Nglipar) tempat saya, sangatlah merindukan senyum Bapak. Jasa-jasa Bapak tak akan pernah terlupakan, sampai kapanpun juga. Saya juga sebenarnya ingin maju, tapi hanya lulu san SD. Saya sampai sekarang masih punya cita-cita untuk bisa ikut, kursus-kursus (jahit misalnya). Bagi kami, Bapak tetap Presiden.
Dan saya minta Bapak mau ngasih tahu nomor telepon BCA Cabang Kalimalang II, karena kata orang Bapak yang punya BCA. Dulu saya nabung di situ, waktu jadi pembantu di Jati Bening. Bukunya masih ada pada saya. Saya mau ambil buat tambahan kursus nanti.
Sebelumnya saya mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati Bapak, karena saya nggak tahu menyusun kata-kata yang baik dan benar.
Bapak datang dong ke Gunung Kidul. (DTS)
Wassalam
Suwastini
Pondok Gede – Bekasi
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 628. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.