KE BUKIT SAMA-SAMA MENDAKI

KE BUKIT SAMA-SAMA MENDAKI

Jakarta, Suara Karya

“KITA adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kegotongroyongan. Ke bukit kita sama-sama mendaki, ke lurah kita sama-sama menurun. Yang berat sama-sama kita pikul, yang ringan sama-sama kita jinjing”

Pepatah yang mengandung kearifan sangat dalam itu ditegaskan Presiden, Soeharto sebagai penutup pidato pelantikannya pada 11 Maret yang lalu.

Kalau ditelusuri kembali benang merah, kepemimpinan Presiden Soeharto sejak Orde Baru, dapat dilihat bahwa nilai-menilai kebersamaan dan kegotong-royongan yang memang merupakan kepribadian bangsa itu beliau pegang teguh.

Kini, pada saat bangsa ini memasuki tahap pembangunan yang menentukan justru pada saat kelanjutan pembangunan menghadapi tantangan menggunung, seperti juga ditegaskan Presiden, maka penegasan kembali nilai-nilai kebersamaan dan kegotongroyongan mengandung arti yang mestinya diwujudkan lebih konkret dalam kebijaksanaan dan langkah-langkah di segala bidang.

DALAM kaitan itulah kita mendapat kesan pertemuan Menteri Perdagangan, Arifin Siregar, beserta Menmud Soedradjat Djiwandono dan eselon I Departemen Perdagangan, dengan Kadin Indonesia, Selasa lalu, bisa dianggap sebagai rintisan untuk mengaktualkan nilai-nilai, kebersamaan dan kegotongroyongan, khususnya dalam sektor perdagangan.

Kita belum tahu apa yang dapat dihasilkan pertemuan pertama yang akan dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan berkala berikutnya. Namun, pertemuan itu diharapkan dapat jadi titik tolak yang benar-benar bisa mengembangkan kebersamaan dan kegotongroyongan untuk mencari jalan keluar guna mengatasi tantangan menggunung seperti dikatakan Presiden.

BAGAIMANA aktualisasi lebih nilai-nilai itu dalam mekanisme operasi antara Departemen Perdagangan Kadin, mari kita lihat perkembangan lebih Ianjut.

Tetapi, sejak jauh-jauh hari agar perlu diingat bahwa aktualisasi nilai-nilai itu mestinya tidak hanya untuk kepentingan Departemen Perdagangan Kadin, melainkan, demi kepentingan yang jauh lebih besar dan luas seluruh rakyat, bangsa, dan negara.

Dengan iktikad baik yang setulus-tulusnya izinkan kita minta perhatian sungguh­sungguh mengenai hal ini sebab, dengan kebijakan dan langkah-langkah apapun yang mungkin demikian, bisa saja tantangan-tantangan yang bersifat sementara dan sektoral dapat diatasi.

Tetapi, andai kata keberhasilan itu tidak menjamin berkembangnya langkah konkret pula nilai-nilai kebersamaan dan kegotongroyongan antara semua golongan dan lapisan sosial ekonomi masyarakat, maka kebersamaan dan kegotongroyongan antara Departemen Perdagangan dengan Kadin, kita khawatirkan menghasilkan fenomena yang lain.

BAGAIMANA upaya menghindarkan kemungkinan itu, dan mewujudkan dalam kebijakan, program, dan langkah langkah operasional dengan hasil optimal jelas tidak semudah mengucapkannya.

Tetapi justru itulah tujuan kemerdekaan bangsa ini yang sejak Orde Baru sepakat mengikrarkannya kembali untuk dicapai dengan konsekuen. Bila nilai lain kebersamaan dan kegotong-royong itu benar-benar terwujud, kita yakin tidak akan ada gunung yang tinggi lurah yang dalam.

Jakarta, SUARA KARYA

Sumber : SUARA KARYA (07/04/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 95-96.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.