Keluar Dari Kemiskinan

Kudus, 26 November 1998

Kepada

Yth. Bapak H.M. Soeharto

Presiden II Republik Indonesia

di Jl. Cendana – Jakarta

KELUAR DARI KEMISKINAN [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah. Segala puji untuk Allah dan shalawat salam untuk Rasulullah Muhammad saw.

Apa kabar Bapak Haji Muhammad Soeharto ……..

Semoga rahmat Allah selalu melindungi Bapak, semoga selalu sehat wal afiat. Saya Abdul Saad, bekas Mahasiswa STNK Budi Luhur Jakarta (mengundurkan diri karena masalah finansial). Sekarang kembali ke kampung halaman dan bertani.

Saad, sangat prihatin mendengar dan melihat berita yang berkembang, hujatan-umpatan yang ditujukan kepada Bapak. Saya (walaupun bukan apa-apanya Pak Harto) sangat tersinggung saya orang Jawa, beragama Islam. Sekali tak pernah diajarkan untuk sekecap pada sekecap apalagi sampai menghujat. Dan oleh karena itu saya berdoa pada Allah semoga Pak Harto diberi ketabahan, kesabaran dalam menghadapi cobaan Allah tak akan pernah mencoba makhluknya sampai melebihi batas.

Saya berdoa semoga bapak Soeharto diberi kekuatan lahir dalam menempuh hari tua. Baru pertama kali ini saya memberanikan berkirim surat kepada Bapak. Karena saya sudah tak kuat mendengar berita “sejelek apapun” (maaf) Bapak Soeharto pernah membawa bangsa ini ke pentas dunia:

-Swasebada pangan

-Bebas buta huruf

-Pendapatan perkapita meningkat dll yang tak bisa disebut semua.

Bapak telah membawa Indonesia, keluar kemiskinan dan keterbelakangan. Dan akhirnya saya berharap Pak Harto tetap tawakal, berserah diri pada Allah, semoga ujian dan cobaan segera berlalu.

Saya ingin sekali mencium tangan Pak Harto …, (walau dalam mimpi pun saya rela) namun impian saya itu selalu indah dan amat mewah, bagi saya yang hanya rakyat jelata.

Semoga Allah meridloi, memberkahi dan mengampuni segala kesalahan kita. (DTS)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Hormat saya,

Abdul Saad

Kudus – Jawa Tengah

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 725-726. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.