KETUA KONTINGEN ACEH MINTA MAAF PADA RAKYAT “TANAH RENCONG”

KETUA KONTINGEN ACEH MINTA MAAF PADA RAKYAT “TANAH RENCONG[1]

Jakarta, Antara

Ketua kontingen PON XIII Daerah Istimewa Aceh H Teuku Djohan, memohon maaf kepada masyarakat “tanah rencong” atas kegagalan timnya memenuhi target memperbaiki peringkat dalam pesta olahraga nasional yang tengah berlangsung di Jakarta.

Pihak KONI dan Pemda Aceh berupaya secara maksi mal untuk memenuhi target di PON tahun ini, baik dalam pengadaan pera latan latihan secara lengkap maupun dukungan dana, guna mendorong semangat para atlet dalam membela nama baik daerah.

“Saya mohon maaf kepada 3,5 juta rakyat Aceh atas kegagalan tersebut dan hasil yang diraih saat ini dinilai sudah maksimal, “kata mantan Wakil Gubernur Aceh itu.

Menghadapi PON tahun 1993, KONI menyediakan dana sekitar Rp 800 juta, termasuk uang saku bagi para atlet, pelatih dan ofisial selama empat bulan penuh mengikuti pemusatan latihan daerah (Pelatda).

Dikatakannya, pada PON XII tahun 1989 lalu, Aceh mengikuti sebelas cabang olahraga dengan 70 atlet putra-putri yang menempati peringkat ke-15 dari 27 propinsi dengan meraih tujuh emas, dua perak dan sembilan perunggu, sedangkan PON XIII dengan 18 cabang dan 102 atlet.

Hingga hari kelima PON XIII yang dibuka Presiden Soeharto Kamis lalu, kontingen propinsi ujung barat Indonesia itu hanya mengumpulkan satu medali emas, satu perak dan dua perunggu sekaligus menduduki peringkat ke-21.

Teuku Djohan yang didampingi sekretaris KONI Aceh, Ir. Maulisman Hanafiah mengatakan harapan yang tinggal untuk menarnbah medali emas tinggal di nomor floret beregu putra, sedangkan cabang lainnya dinilai tidak memungkinkan lagi.

Kekuatan Merata

Kekuatan berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PON XIII tahun ini dinilai semakin merata, seperti pada cabang anggar, atletik, angkat besi, pencak silat, kempo, taekwondo, bolavoli dan tinju.

“Kenyataan itu menunjukkan bahwa pembinaan olahraga di berbagai daerah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini semakin membaik,” katanya.

Sebagai contoh ia menunjukkan, untuk cabang anggar hingga PON XII tahun 1989 hanya tiga daerah yang bersaing ketat, yakni D.I. Aceh, DKI Jakarta dan Jawa Barat, namun pada PON XIII banyak muncul dari daerah lain, seperti Lampung, Sumsel dan Maluku.

Dikatakannya, pengalaman pahit yang menimpa kubu Aceh di PON XIII akan dijadikan cambuk untuk meningkatkan pembinaan di masa mendatang, terutama cabang-cabang yang dapat mengumpulkan medali .(T.BDA.003/RU3/1150 /SP03115/ 09/93  12:33)

Sumber:ANTARA(lS/09/1993)

_____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 787-788.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.