Kita Kehilangan Kendali

17 Juni 1998

Kepada

Yth. Bapak H. M. Soeharto

Mantan Presiden RI ke-II

Jl. Cendana – Jakarta

 

KITA KEHILANGAN KENDALI [1]

 

Assalamu’alaikum wr. wb.

Secara pribadi, saya mendoakan Bapak dan keluarga untuk tetap ikhlas dan bersabar dalam menghadapi perkembangan akhir-akhir ini. Saya prihatin dengan sikap sebagian masyarakat kita yang semakin jauh dari nilai-nilai agama yang mengajarkan kasih sayang, sikap menjauhi fitnah dan bermuamalah dengan sesama.

Sikap tersebut sangat emosional yang didukung oleh keleluasaan dan kepentingan media massa yang memberikan informasi membabi buta dengan mengabaikan prinsip chek, rechek and balance. Pada saat yang sama masyarakat tengah menghadapi kesulitan ekonomi yang amat parah akibat krisis moneter, sehingga sentimen muncul secara emosional.

Menurut pandangan saya, keadaan ini hanya sementara, sampai masyarakat mengetahui bahwa selama ini kita menjadi korban pemberitaan, korban pertarungan elit dan tekanan tidak langsung kepentingan internasional.

Pak Harto,

Masih banyak kalangan masyarakat yang menginginkan agar semua persoalan yang dituduhkan kepada Bapak ditangani secara adil, benar, dan beradab. Perkembangan yang sedang terjadi saat ini telah mengabaikan nilai-nilai luhur kehidupan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Kita telah kehilangan kendali dan batas-batas yang patut untuk menghormati hukum sebagai jaring-jaring yang menentukan keadilan di bumi Indonesia.

Insya Allah Bapak kuat menghadapi segala ujian ini. lnsya AlIah, pertolongan-Nya amat dekat. Saya yakin seyakin-yakinnya, masih banyak kaum muslimin yang percaya Bapak tidak seperti yang dituduhkan. Saya mengenal putri Bapak, Mbak Tutut, secara pribadi. Saya mengetahui lebih banyak pandangan dan kepedulian Bapak bagi umat dan bangsa ini.

Selaku pribadi dan bersama-sama warga Generasi Muda Mathla’ul Anwar, saya akan terus berdo’a dan melakukan upaya-upaya untuk mengajak masyarakat agar melihat segala persoalan bangsa ini secara proporsional.

Semoga Allah Swt senantiasa menguatkan hati Bapak dan sekeluarga untuk bersabar. Amin. (DTS)

Billahittaufiq Walhidayah

Wassalamu’alaikum wr. wb.

A. Mukhlis Yusuf, MM.

Ketua Umum Generasi Muda Mathla’ul Anwar

[1]     Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 1026-1027. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.