KOMISI BERSAMA INDONESIA – YUGOSLAVIA BERSIDANG [1]
Jakarta, Antara
Komisi Bersama Indonesia dan Yugoslavia hari Rabu, di Jakarta, mengadakan sidang tahunan keempat membicarakan masalah yangmenyangkut hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara selama dua hari.
Sebelum sidang itu berlangsung, Presiden Soeharto di Istana Merdeka Rabu pagi menerima Menteri/Anggota Dewan Eksekutip Pemerintah Yugoslavia Gojko Ubiparip yang mengetuai delegasi negaranya yang berjumlah sembilan orang.
Dalam pertemuan itu hadir Menteri Negara Ekuin Widjojo Nitisastro yang mengetuai delegasi Indonesia pada sidang tersebut yang disertai Ditjen Hubungan Ekonomi Sosial Budaya Luar Negeri Deplu Dr. B.S. Arifin dan Dubes RI di Yugoslavia, Kemal Idris.
Dr. B.S. Arifin menyatakan kepada pers, sidang Komisi Bersama IndonesiaYugoslavia akan membahas langkah-lanjut kembalinya Presiden Soeharto ke Yugoslavia bulan Juli tahun lalu.
Sidang ini juga akan mengadakan peninjauan kerjasama antar negara dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi di samping membahas cara2 meningkatkan kerjasama kedua negara.
Sidang komisi juga akan membicarakan proyek2 kerjasama yang telah berjalan selama ini di bidang perlistrikan, komunikasi dan industri alat2 berat seperti dengan Barata di Surabaya.
Yugoslavia, ketika Presiden Soeharto mengunjungi negara itu, bersedia memberikan bantuan US$.80,- juta kepada Indonesia, yang penggunaannya hingga kini masih di jajaki.
Presiden Soeharto, ketika menerima ketua delegasi Yugoslavia, menyambut baik usaha peningkatan kerjasama antara Indonesia – Yugoslavia dan mencari kemungkinan kerjasama di bidang lainnya.
Dubes RI di Yugoslavia, Kemal Idris menyatakan, volume dan ragam ekspor Indonesia ke Yugoslavia masih sedikit.
Ekspor Indonesia ke Yugoslavia antara lain karet, kata Dubes Kemal Idris. (DTS)
Sumber: ANTARA (14/04/1976)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 135-136.