KONDISI FISIK DAOED BEUREU’ EH SEMAKIN LEMAH

KONDISI FISIK DAOED BEUREU’ EH SEMAKIN LEMAH

Teungku H.M. Daoed Beureu’ eh, 91, ulama, pejuang kemerdekaan yang berpengaruh besar di Aceh, sekarang kondisi fisiknya sangat lemah karena sakit dan usia lanjut.

Orang tua itu kini tidak lagi tinggal di rumahnya di desa Beureu’ eh, melainkan menempati rumah yang baru dibangunnya di dalam kompleks mesjid Beureu’ eh dekat Sigli, Ia tetap dalam pengawasan dokter Puskesmas Beureu’ eh.

Menurut Bupati Pidie, Nurdin Abdurrachman, rumah baru dan kompleks mesjid di mana ia kini tinggal, dibangun oleh Daoed Beureu’ eh sendiri, dibantu oleh Rahman Ramly, Dirut Pertamina yang beberapa waktu yang lalu mengunjungi tokoh tua itu dan memberikan bantuan Rp 10 juta.

Kalangan keluarga Teungku Daoed Beureu’ eh mengatakan, kondisi fisiknya sangat lemah, mata sudah tidak bisa melihat lagi, berbicara hanya sepatah-sepatah saja.

Pekan lalu, Gubernur Aceh, Prof. Dr. Ibrahim Hasan mengunjungi ulama besar itu dan berdialog sejenak dengannya sambil meminta restu dan doa untuk kelancaran tugasnya memimpin Aceh.

Sehari-hari, meskipun dalam keadaan sakit, Daoed Beureu’ eh tetap memikirkan pembangunan mesjidnya, sekolah dan pesantren serta nasib yatim piatu yang banyak ditolongnya. Kompleks mesjid telah diperluas, tapi masih banyak yang harus dibangun di dalamnya, misalnya asrama santri dan jalan sekitar mesjid yang belum selesai dibangun.

Ingat Pak Harto

Setiap mendapat kunjungan pejabat pusat, baik menteri maupun tokoh ulama lain, Tengku Daoed Beureu’ eh selalu tak lupa mengirimkan salamnya pada Pak Harto, presiden RI. Ia katanya sayang pada Pak Harto karena berani menumpas. dan membubarkan partai terlarang PKI dari bumi Indonesia.

Beberapa waktu lalu, melalui Menteri Koperasi, H. Bustanil Arifin, Tengku Daoed Beureu’ eh, menyatakan merestui Golkar menang di Aceh dalam Pemilu 1987 nanti, dan meminta agar memperhatikan, pembangunan daerah Aceh lebih serius dengan perhatian khusus.

Tengku Mohd. Daoed Beureu’ eh, pemah menjadi Gubernur Aceh pada tahun awal kemerdekaan. Ia sangat taat pada sunah Allah, namun karena berbeda pandangan politik di masa alm. Presiden Soekarno, kemudian memberontak pada pemerintah waktu itu.

Dia kemudian dikenal sebagai tokoh pemimpin gerakan DI/TII yang pernah mendapat dukungan rakyat Aceh sekitar tahun 1950-an.

Ketika Orde Baru mulai menjalankan roda pemerintahan, Daoed Beureu’ eh menghentikan perlawanannya dan turun kembali kepangkuan ibu pertiwi. Masa tuanya dihabiskan untuk membangun beberapa mesjid di Aceh, menghidupkan syair Islam dan mendidik kader-kader pesantren yang taat beribadat.

Sebagai seorang ulama besar dia sangat dicintai rakyat Aceh, nasehatnya dituruti dan jika dia berjalan di tempat ramai selalu dikerumuni orang yang ingin menjabat dan mencium tangannya. (RA)

 

 

Banda Aceh, Merdeka

Sumber : MERDEKA (24/09/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 631-632.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.