KONSEP WAKTU

KONSEP WAKTU [1]

 

Jakarta, Merdeka

Selama 34 tahun merdeka, menjadi kenyataan, bahwa belum seharipun dirasakan oleh penduduk Indonesia suatu stabilitas pemerintah dan masyarakat, seperti yang diinginkannya. Gelombang keresahan dan gejolak ketakutan meliputi jiwa dan raga bangsa dari masa kemasa. Keadaan sosial ekonomi belum pernah dirasakan mantap. Administrasi negara senantiasa menimbulkan pertanyaan, apakah individu-individu, atau kelembagaan yang menuntun kehidupan kemasyarakatan kita.

Keadaan ini secara objektif melahirkan pemikir-pemikir yang didorong mengoper tanggungjawab intelektuil untuk mengadakan pembaharuan. Mereka telah cukup banyak memberikan pendapat dan komentar.

Semuanya berbentuk pendekatan ilmiyah, mengarah ke usaha-usaha perubahan. Tapi pendekatan tidak atau belum berhasil. Sedang etika pendekatan ilmiah, pada hakekatnya adalah: untuk menemukan jalan keluar, atau jalan baru. Dilengkapi dengan analisa dan formulasi yang dapat dilaksanakan di belakang teori-teori yang ditelorkan.

Dr. Muslim Thaher adalah salah seorang cendekiawan masa kini yang mencoba menjelajahi dan menganalisa unsur-unsur penting didalam sistim administrasi Negara di masa pembangunan ini. Dua masalah diambilnya sebagai pokok: sistim administrasi dan tingkah laku (behavior) para administrator Negara. Kertas ilmunya berisikan uraian, mengapa kedua masalah ini disebutnya sebagai tidak produktif, tidak efektif dan tidak efisien. Cara kerja para administrator yang menonjolkan faktor kekuasaan, karena kedudukan sebagai penguasa, di “hukum”-nya sebagai tidak mengandung unsur inovatif. Secara sederhana tapi cukup jelas, diungkapkannya, kedudukan sosial yang tinggi sebagai impian dan cita-cita “top” bagi orang Indonesia.

Tentu ini menyangkut juga uraiannya tentang penyelewengan, manipulasi dan korupsi yang dilakukan oleh cabang atas itu.

Kita merasakan adanya perubahan sikap masyarakat umum yang memberi penilaian dan penghargaan tentang status sosial seseorang.

Agaknya prestasi yang minim, ditambah dosa yang bertumpuk tidak menghasilkan rasa hormat masyarakat. Karena itulah masa – transisi tentang penilaian dan penghargaan terhadap tingkah laku manusia Indonesia, seperti yang disebut Dr. Muslim Thaher, akan lebih cepat berakhir.

Disertasi yang menyinggung persoalan Konsep waktu ditinjau dari sudut finansial – ekonomis. Para administrator bekerja di luar waktu dinas, tidak menepati jam kerja, banyak absen. Semua menghambat produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Tiadanya konsep waktu, menyebabkan keadaan menjadi lebih parah. Terutama sekali, kalau yang meremehkan soal waktu dan disiplin itu, adalah mereka yang pegang “kunci”, berada di tempat basah atau dengan macam-macam cara, mengkomersilkan jabatannya.

Gejala diatas timbul dari pengaruh lingkungan dan sistim. Mereka yang berpikir secara kelembagaan menerima pendirian innovasi dan mendorongnya menjadi gerakan meluas. Yang bersikap individual akan bertahan, melahirkan tantangan terus-menerus.

Selaku individu, tantangannya ialah mengembungkan kemampuan beradaptasi. Dalam arti mengembangkan tingkah laku disesuaikan dengan cita­-cita inovatif terarah kepada pendirian, kelembagaan.

Konsep waktu, motif berprestasi dan kepemimpinan administratif dengan demikian terdorong kearah perubahan kongkrit, dengan mengintegrasikan pikiran bam ke dalam sistim lama. Proses pemikiran ilmiyah seperti diatas senantiasa berpengaruh kepada perubahan menuju kepada hukum fundamental dan kemanusiaan. Yaitu, pernbahan sifat individual manusia menjadi sifat sosial melalui perkembangan hubungan sosial yang produktif. (DTS)

Sumber: MERDEKA (18/09/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 678-680.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.