KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE YUGOSLAVIA SANGAT PENTING

KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO KE YUGOSLAVIA SANGAT PENTING

 

 

Jakarta, Antara

Kunjungan Presiden Soeharto ke Yugoslavia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IX Gerakan Non-Blok (GNB) sangat diharapkan karena akan berarti sangat penting mengingat peran Indonesia di forum internasional makin meningkat, kata Duta Besar Yugoslavia, Dr. Djordje Jakovljevic.

“Berbicara tentang Non-Blok tidak terlepas dari pembicaraan tentang peran Indonesia, yang bersama dengan Yugoslavia, India, Mesir, dan Ghana merupakan pendiri Non-Blok melalui KTT I GNB di Beograd, Yugoslavia tahun 1961,” kata Dubes Jakovljevic kepada ANTARA di Jakarta Senin. Untuk menyongsong KTT Kepala Pemerintahan GNB itu, Duta Besar Yugoslavia di Jakarta mengundang pers lbukota menghadiri jamuan siang di kediaman Dr.Djordje.

KTT IX GNB, kata Dubes Yugoslavia, akan diselenggarakan di Beograd, ibukota negara Eropa Timur itu, 4-7 September mendatang. Diharapkan Presiden dari Kepresidenan (President of Presidency) Yugoslavia, Janez Dmoushek, akan membuka KTT tersebut.

KTT di Pusat Konferensi “Sava Center” Beograd itu akan didahului dengan Pertemuan Pejabat Senior GNB 29-31 Agustus, yang disusul dengan Pertemuan Menteri Luar Negeri GNB 1-3 September, kata Djordje.

Dubes Yugoslavia mengatakan, 102 negara anggota GNB diharapkan hadir dalam KTT IX, disamping 10 negara peninjau tetap, dan 20 negara tamu. Jumlah seluruh delegasi, termasuk delegasi organisasi internasional adalah 165 dengan lebih dari 2.000 pejabat.

Sementara itu, wartawan yang akan meliput jalannya KTT di Beograd itu, kata Djordje, diperkirakan berjumlah antara 1.500 dan 2.000 orang, termasuk sekitar 800 sampai dengan 1.000 wartawan mancanegara.

Dikatakannya, Menteri Luar Negeri Yugoslavia, Budimir Loncar, dalam wawancara dengan Kantor Berita Tanjug mengharapkan, dengan Deklarasi GNB yang dihasilkan KTT itu, diharapkan GNB lebih efektif serta lebih mampu merangsang dialog bukan hanya antara negara berkembang dalam GNB tetapi juga antara negara berkembang dan negara maju.

Selain itu, Deklarasi KTT ke-9 GNB nanti juga diharapkan akan memberikan perhatian pada masalah kemanusiaan dan lingkungan serta masalah ekonomi, kata Dubes Yugoslavia mengutip pemyataan Menlu Loncar. Menurut Dubes Djordje, selama penyelenggaraan KIT itu, para kepala negara dan atau pemerintah negara anggota GNB juga akan mempunyai kesempatan untuk saling bertemu. Dubes Yugoslavia mengatakan, jadwal serta agenda KTT ke-9 GNB itu akan dibahas dan ditentukan dalam Pertemuan Menlu GNB tanggal 1-3 September untuk kemudian diserahkan kepada KTT untuk disahkan pada awal konferensi.

Sidang-sidang selama KTTakan diadakan pagi dan sore. Sidang pagi hari dimulai pukul 10:00 sedangkan sidang sore hari dimulai pukul 15:00 waktu setempat. Jumpa pers juga akan diadakan secara teratur dua kali sehari, pagi dan sore. Pool Kantor Berita GNB (Non-Aligned News Agency Pool-NANAP) bekerja sama dengan Tanjug akan memasok informasi mengenai jalannya KTT dalam empat bahasa resmi, masing-masing Inggris, Spanyol, Perancis, dan Arab.

Indonesia, menurut Menlu Alatas pada upacara peringatan ke-44 Proklamasi Kemerdekaan RI di Deplu, Kamis lalu, mengharapkan KTT ke-9 GNB akan menyepakati program kerja yang konkret disertai dengan skala prioritas yang efektif dalam menghadapi era baru hubungan internasional dewasa ini.

 

 

Sumber : ANTARA (21/08/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 303-305.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.