LAKA AKAN BERI LAGI GELAR UNTUK MBAK TUTUT[1]
Banda Aceh, Suara Karya
LAKA (Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh) akan memberikan lagi gelar untuk mBak Tutut (panggilan akrab Ny Siti Hardiyanti Rukmana-red), yaitu dengan sebutan “Teungku Fakinah Sri Darrnawangsa” Siti Hardiyanti Rukmana. Sedangkan pada tahun 1989, putri Presiden Soeharto ini juga sudah menerima gelar dari LAKA Aceh Selatan yang dikukuhkan oleh Gubernur Aceh dengan sebutan “Cut Nyak Siti”.
“Pemberian gelar kedua yang diambil dari nama seorang janda yang pernah menjadi pahlawan perang melawan penjajahan Belanda pada masa kepemimpinan Teuku Umar, akan dikukuhkan Selasa 5 Juli 1994 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, saat mbak Tutut yang menjabat sebagai Ketua Korbit Kesra DPP Golkar mengadakan Temu Kader Golkar di gedung pertemuan itu,”kata Wakil Ketua LAKA Propinsi Aceh Haji Ibrahim Kaoy, kepada wartawan di DPD I Golkar Aceh di BandaAceh, Jumat (1/7).
Menurut mantan Kakanwil Depdikbud Aceh itu, pemberian gelar baru tersebut bukan berani gelar lama hilang. “Dua-dua silakan pakai, karena keduanya diberikan secara resmi oleh LAKA”, ujar Ibrahim Kaoy yang juga Wakil Ketua DPD I Golkar Aceh. Ketua DPP Golkar, mBak Tutut, 5-6 Juli 1994 dijadwalkan akan berkunjung ke Aceh guna mengadakan Temu Kader Golkar di Banda Aceh dan Lhokseumawe, Aceh Utara. Selain dua pertemuan dengan Keluarga Besar Golkar itu, Mbak Tutut juga akan memberikan ceramah umum dihadapan Civitas Akademika Unsyiah, lAIN dan Perguruan Tinggi Swasta di Gelanggang Prof A Madjid Ibrahim, Darussalam, serta meresmikan Pesantren modern terpadu Babun Najah di Desa Doy, Ulee Kareng, Khusus tentang pemberian gelar “Teungku Fakinah Sri Darmawangsa” untuk. Ny Siti Hardiyanti Rukmana, menurut H. Ibrahim Kaoy, ide dasar muncul dari Ketua Umum LAKA Prof Ali Hasyrni, lalu dikonsultasikan dengan DPO-I Golkar Aceh dan Wantim. “Setelah kedua pihak ini setuju, maka LAKA membuat surat keputusan pemberian gelar tersebut dengan ketentuan tidak mencabut gelar lama Cut Nyak Siti yang sudah diberikan oleh LAKA Aceh Selatan,” katanya. Pada awal tahun 1994, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jend TNI Wismoyo Arismunandar juga diberikan gelar oleh LAKA Aceh dengan sebutan “Panglima Perang Darat Sri Lilawangsa”, yaitu nama salah seorang Panglima Perang Aceh pada masa Kerajaan Sultan Iskandar Muda. (KA-6)
Sumber: SUARAKARYA(02/07/1994)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 777-778.