Jember, 17 Mei 1998
Kepada
Yth. Bapak H.M. Soeharto
di Jakarta
MAAF IKUT MENGHUJAT [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Bersama surat ini saya ingin menyatakan turut prihatin yang sedalam-dalamnya atas keberadaan Bapak yang belakangan ini dihujat oleh masyarakat, seiring dengan terpuruknya perekonomian Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Saya yakin Bapak tetap sabar dan tenang menghadapi segal a fitnahan. Saya tahu masih berjuta-juta rakyat Indonesia mengagumi Bapak. Lebih dari itu saya menduga nama bapak akan kembali hamm semerbak di bumi pertiwi ini apabila Bapak tetap aktif melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah nasional, meskipun sudah pensiun.
menulis surat untuk Bapak sudah yang ke-3 kali ini. Pertama Januari 1996 dan kedua Mei 1996, yang isinya mohon kepada Bapak agar saya diberi pinjaman uang Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Uang tersebut akan saya gunakan sebagai modal usaha, sehingga saya dapat hidup mandiri. Tapi sayang Bapak tidak mengabulkan permohonan saya. Meskipun begitu, kekecewaan saya hilang setelah saya melihat melalui TVRI Bapak mencanangkan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) dan hari Lanjut Usia di tahun 1996. Saya menyadari, masih banyak sekali anak-anak yang terpaksa putus sekolah. Saya bersyukur dapat kuliah dan mempunyai ayah yang penuh kasih sayang terhadap saya. Saya terpaksa.
mempercayai Bapak sebagai biangnya KKN di Indonesia, karena saya dikucilkan dari pergaulan oleh banyak aktivis pro-reformasi menjelang Sidang Istimewa Tahun 1998. Saya mohon maaf ikut menghujat Bapak dan mengerahkan massa di Jember untuk demonstrasi, menuntut Bapak lengser keprabon lebih cepat.
Saya merasa kalau Bapak bersalah, Bapak melakukannya secara tidak sengaja. Oleh karena itu saya pikir sikap masyarakat yang menuntut Bapak diadili adalah berlebihan. Bapak sangat berjasa menumpas G.30 S/PKI, menciptakan stabilitas nasional selama Orde Barn sehingga modal asing deras masuk.
Mohon maaf bila surat ini tulisannya jelek. Saya mohon Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan segala kebaikan kepada Bapak dan kembali dicintai semua orang. Amin. Ya Robbal ‘alamin. (DTS)
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Syaiful Nasution
Jawa Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 188-189. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.