Tasikmalaya, 27 Mei 1998
Kepada
Yth. Pak Harto tercinta
di Kediaman
MAAF, KAMI BELUM MENJADI RAKYAT YANG BAIK [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Begitu haru dan bangga perasaan saya, saat melihat tayangan ulangan prosesi pengunduran diri Bapak selaku Presiden RI. Terpancar sikap tegar dan wajah arif saat itu, padahal Bapak tengah melakukan keputusan yang… Saya paham… amat sulit dan berat. Orangtua saya pun tak kuasa menahan haru saat menyaksikan senyum khas dan lambai tangan bersahabat Bapak.
Saya dan keluarga sebagian kecil dari rakyat yang pernah Bapak pimpin, mohon maaf yang sebesar-besarnya bila selama ini tidak sempuma menjadi rakyat yang baik
Bagaimanapun juga saya (Insya Allah) tidak akan melupakan jasa-jasa Bapak dalam membangun bangsa ini, termasuk perhatian besar pada pembinaan generasi muda seusia saya ini.
Sebagai seorang pemuda, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam – dalamnya. Selamat jalan.
Barrokallaahu lak. (DTS)
Wassalamu’alaikum wr. Wrb.
Asep Deni AB
Tasikmalaya – Jawa Barat
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 241. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.