MAJELIS ULAMA AKAN IKUT MENYEMBUHKAN LUKA-LUKA AKIBAT PEMILU [1]
Jakarta, Kompas
Majelis Ulama bermaksud ikut menyembuhkan luka-luka akibat proses Pemilu 1977 yang timbul di kalangan masyarakat.
“Tapi bukan dari segi politisnya, melainkan dari segi kerokhanian,” kata Buya Hamka, hari Sabtu, di Bina Graha, selesai memimpin delegasi Majelis Ulama Pusat bertemu Presiden Soeharto.
Kepada pers ia mengatakan, Presiden menyetujui maksud tersebut, serta menjelaskan berbagai aspek mengenai proses pemilu itu serta segala kekurangannya.
Hamka mengatakan, cara-cara ikut menyembuhkan luka-luka pemilu itu antaralain akan dibahas dalam rapat-kerja tahunan Majelis Ulama seluruh Indonesia, yang akan diadakan di Jakarta awal Agustus.
“Jika Ford dan Carter dulu bersaing begitu hebat, tapi pada malam terdengar bahwa Carter menang, Ford langsung kirim selamat pada lawannya. Kan begitu hendaknya dengan kita semua,” katanya.
Ia menambahkan, adanya luka-luka akibat pemilu itu dapat diketahui dari pemberitaan-pemberitaan pers, di samping sumber-sumber lain.
“Kami percaya terhadap berita-berita pers. Sebab kalau sampai tak mempercayai opini publik lagi, susah.”
Ia menegaskan, dalam persoalan tersebut Majelis Ulama memang memusatkan perhatian pada ummat Islam terutama, tapi tetap “berkhidmat” terhadap semua golongan, termasuk semua kontestan pemilu.
Ditanya apakah soal “Komando Jihad” juga dibicarakan dengan Presiden, ia mengatakan hal itu sama sekali tak disinggung. “Kedua pihak sama-sama maklum,” hanya itu katanya.
Menurut Hamka, diharapkan dalam pemilu-pemilu berikut, luka-luka akibat Pemilu itu dapat dihilangkan atau ia menunjuk masa depan dikurangi. Sebagai alasan akan lebih banyak mahasiswa atau orang-orang yang terpelajar. Ia menyebut cara perjuangan mereka masing-masing akan lebih teratur dan tidak serampangan seperti yang telahlalu. (DTS)
Sumber: KOMPAS (27/06/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 529.