MANGGALA BP-7 DAPAT SATYA LENCANA PEPERA DARI PRESIDEN[1]
Jakarta, Antara
Kepala BP-7 Oetojo Oesman, pada upacara bendera di Jakarta, Sabtu, menyerahkan tanda kehormatan Satya Lencana Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) dari Presiden Soeharto kepada Manggala BP-7 Pusat DS Tjakraatmadja STh.
Tanda kehormatan itu diberikan atas jasa Tjakraatmadja dalam bertugas di Irian Jaya. Tahun 1960 ia bertugas sebagai Rektor Akademika Teologia dan Kepala Dinas Agama Propinsi Irian Jaya dan tahun 1969 sebagai Wakil Ketua DPRD.
“Pepera di Irian Barat tanggal 14 Juli 1969 yang menyatakan tetap bergabung dengan Indonesia, sebenarnya telah memberikan gambaran pada kita tentang pelaksanaan Demokrasi Pancasila yang berdasarkan budaya bangsa Indonesia dan bukan dengan Demokrasi Barat yang berdasarkan individualisme, ” kata Oetojo Oesman.
“Berbagai suku bangsa di Irian Barat yang tadinya saling bermusuhan, kini berkumpul dalam suasana kekeluargaan. Mereka meninggalkan rasa kesukuan yang sempit guna mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, “tambahnya. Menurut dia, secara yuridis formal, pelaksanaan Pepera merupakan hal yang luar biasa.
“Karena dari segi hukum internasional belum pernah ada suatu negara yang sesudah memproklamasikan kemerdekaannya lalu bertanya kepada rakyatnya, mau bersatu atau berpisah? Padahal secara yuridis dan historis Irian Barat telah merupakan bagian integral dari negara RI, “ujarnya.
Penegasan bulat dari rakyat Irian Barat pada saat itu, kata Oetojo, menambah perbendaharaan pengalaman yang cukup berharga bagi eksistensi negara RI.
(T-PU18/12.40/DN04/17/07/9315:37)
Sumber:ANTARA(l7/07/1993)
____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 854-854.