MASALAH KAMPUCHEA SUDAH SAMPAI PADA AKHIR SUATU TEROWONGAN
Jakarta, Antara
Presiden Pemerintahan Koalisi Demokratik Kampuchea (CGDK), Pangeran Norodom Sihanouk, Senin mengatakan, ia sekarang merasa lebih optimistik dibanding sebelumnya dalam mencapai penyelesaian masalah Kampuchea.
“Kelihatannya kita sudah berada pada akhir suatu terowongan. Kita akan menuju ke kemajuan dalam penyelesaian masalah ini,” kata Sihanouk dengan nada bersemangat, menjawab pertanyaan pers setelah selama setengah jam mengadakan pembicaraan dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka Jakarta.
Ditanya apakah akan ada suatu terobosan, ia dengan nada yakin menjawab, “Ya….., saya ingin mencapai suatu terobosan di Jakarta,” jawab nya. Pangeran Sihanouk menilai usaha Indonesia dalam membantu penyelesaian masalah Kampuchea sebagai cerminan persahabatan dan keinginan terhadap terwujudnya negeri Kampuchea yang damai, bersatu, bebas, netral dan Non Blok.
Kepada Presiden Soeharto ia menjelaskan secara lengkap situasi terakhir upaya penyelesaian masalah Kampuchea.
“Saya katakan kepada Presiden bahwa saya sekarang ini lebih optimistik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Pangeran Sihanouk. Pembicaraan antara Presiden Soeharto dan Pangeran Sihanouk itu dihadiri oleh Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono dan Menteri Luar Negeri Ali Alatas.
Sihanouk dan istrinya tiba di Jakarta Minggu sore untuk melakukan pertemuan dengan PM Republik Rakyat Kampuchea Hun Sen untuk membahas kembali upaya penyelesaian masalah Kampuchea.
Tokoh Kampuchea lainnya yang ditunggu kedatanganannya untuk pembicaraan dengan Hun Sen adalah Perdana Menteri CGDK, Son Sann, yang dijadwalkan tiba di Jakarta Senin siang.
Presiden Soeharto di tempat yang sama sebelumnya juga mengadakan pembicaraan dengan Wakil Presiden AS Dan Quayle. Pembicaraan dengan Wakil Presiden AS itu berlangsung selama satu seperampat jam, atau 30 menit lebih lama dari yang semula dijadwalkan.
Menurut rencana, pembicaraan itu dimulai pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 09.45, tetapi Wapres AS Quayle baru keluar dari ruang kerja Presiden pada pukul 10.15 WIB.
Pembicaraan tersebut juga diikuti oleh Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono dan Duta Besar AS di Indonesia Paul Wolfowitz.
Sebelum mengadakan pembicaraan resmi, Wapres AS dan istrinya Nyonya Marilyn Quayle, melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan nyonya Tien Soeharto di ruang Jepara Istana Merdeka.
Seusai pembicaraan dengan Presiden Soeharto itu, Wapres AS menuju ke Istana Wakil Presiden di Jalan Merdeka Selatan untuk mengadakan pembicaraan dengan Wapres Soedharmono.
Sementara itu, Nyonya Quayle langsung menuju Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma untuk terbang ke Yogyakarta.
Selama berada di Yogyakarta, Nyonya Quayle dijadwalkan meninjau Pusat Penelitian Gunung Merapi, Candi Borobudur dan Kraton Yogyakarta. Dalam kunjungan di Kraton Yogyakarta, Nyonya Quayle akan diterima oleh Sri Sultan Hamengkubuono X. Istri Wapres AS itu dijadwalkan sudah akan tiba di Jakarta Senin sore.
Sumber : ANTARA(01/05/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 150-151.