MASYARAKAT SUMUT PERCAYAKAN JENDERAL SOEHARTO PIMPIN NEGARA
Masyarakat Sumut tetap meletakkan kepercayaannya pada Jenderal (Purn.) Soeharto untuk memimpin negara, karena itu mendesak MPR agar dalam Sidang Umum bulan Maret tahun depan memilih dan menetapkan kembali beliau sebagai presiden untuk periode 1983-1988.
Pernyataan itu tertuang dalam "Kebulatan tekad masyarakat Sumut" yang pada Minggu siang di Tebing Tinggi Deli disampaikan kepada Gubernur Sumut EWP Tambunan untuk diteruskan kepada pimpinan DPR/MPR. Pernyataan kebulatan tekad itu disaksikan dr. Suhardiman S.E. salah seorang unsur pimpinan Fraksi Karya Pembangunan di DPR merangkap Ketua Yayasan Kader Bangsa serta Ketua DPRD Sumut yang diwakili Drs. Harun Amin dari Fraksi PPP.
Pernyataan kebulatan tekad yang dibacakan ketua KNPI Sumut Drg. Zainal Arifin juga mendesak agar Sidang Umum MPR yang akan datang menghasilkan ketetapan MPR 1983 tentang "Pancasila sebagai asas tunggal" bagi semua kekuatan politik dan Golongan Karya demi kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia sesuai dengan pidato Presiden tanggal 16 Agustus 1982.
Untuk menjamin kelestarian Pancasila dan UUD 45, agar Sidang Umum MPR yang akan datang menghasilkan ketetapan "referendum" yang menyangkut pasal 37 UUD 45. Di samping itu Sidang Umum MPR menghasilkan ketetapan MPR tentang pengangkatan Jenderal Purn. Soeharto sebagai "Bapak Pembangunan Nasional" sesuai dengan hasil karyanya selama ini dalam mengabdikan diri pada nusa, bangsa dan negara.
Kebulatan tekad itu mendesak supaya MPR mampu menghasilkan ketetapan MPR 1983 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang menjamin kesinambungan pembangunan nasional di segala sendi kehidupan bangsa dan negara untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Dambakan Pembangunan
Gubernur Tambunan dalam amanatnya menyatakan, pernyataan kebulatan tekad tersebut merupakan bukti masyarakat di sini menginginkan persatuan dan kesatuan serta sangat mendambakan pembangunan.
"Tanpa persatuan dan kesatuan, tidak akan bisa membangun," katanya, yang mendapat sambutan gemuruh dari puluhan ribu hadirin yang membanjiri lapangan Merdeka. Gubernur memperingatkan, persatuan merupakan syarat mutlak untuk menciptakan ketahanan nasional untuk dasar mencapai cita-cita bangsa.
Pada para pimpinan dari 85 organisasi yang mewakili segenap lapisan masyarakat Sumut, gubenur memperingatkan, timbulnya pertengkaran, caci maki dan sebagainya disebabkan asas yang berbeda yang masing-masing merasa dirinya benar. Kondisi ini menyebabkan pembangunan terbengkalai dan rakyat sengsara.
Pimpinan organisasi yang menandatangani pernyataan kebulatan tekad itu diharapkan bertanggung jawab memberi pemahaman dan pengertian pada segenap massanya supaya mengerti dan bersikap seperti yang tertuang dalam pernyataan tersebut.
"Jangan sampai ada perbedaan yang tersurat dengan yang tersirat," katanya.
Sikap ini menimbulkan rasa saling curiga dan mengundang perpecahan.
Gubernur melukiskan peristiwa ini sebagai hari yang bersejarah bagi Sumut dan dia percaya masyarakat mampu membuktikan pelaksanaan dari pernyataan tersebut.
Hadir dalam upacara tersebut para bupati Kdh Tingkat II se-Sumut, pimpinan pemuda mahasiswa, karyawan, petani, guru dan sebagainya. (RA)
…
Medan, Antara
Sumber : ANTARA (16/01/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 652-653.