MEDIA MASSA DIKUASAI NEGARA MAJU
Presiden: Timpang dalam Pemberitaan
Presiden Soeharto menandaskan, adanya ketidak adilan dunia yang dirasakan sekarang adalah karena masih adanya sikap tidak saling mengerti antara bangsabangsa dan antara sesama kaum muslimin. Salah satu sebabnya adalah karena tidak seimbangnya pemberitaan dunia.
Hal itu ditandaskan Presiden Soeharto dalam pidato pembukaan Muktamar Media masa Islam se-Dunia I di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Senin pagi.
"Senang atau tidak senang, harus diakui bahwa media massa dunia dikuasai oleh negara-negara maju," kata Presiden. "Mau tidak mau kita dibanjiri oleh berita dan pendapat umum dunia yang diwarnai oleh kepentingan negara-negara maju," katanya lagi.
Umat Islam, menurut Presiden, pada umumnya berada di barisan negara yang sedang membangun. Ketimpangan pemberitahuan dunia seperti yang dirasakan sekarang ini tentu tidak menguntungkan, setidak-tidaknya tidak sejalan dengan kepentingan kita.
Mau tidak mau, pemberitaan dunia yang diwarnai kepentingan negara-negara maju, membawa nilai-nilai yang tidak cocok dengan kepentingan pembangunan masyarakat kita.
"Rusaknya nilai-nilai yang kita anggap luhur, dapat menjadi awal bencana yang akan menyengsarakan," katanya.
Presiden menganggap penyelenggaraan Muktamar Media massa Islam se-dunia I ini amat penting, khususnya dalam rangka penyampaian pesan Islam yang bersifat "rahmatan Iil alamien" (rahmat bagi seluruh alam). Yang dicita-citakan adalah agar seluruh umat manusia dapat hidup bersama secara rukun penuh rasa persaudaraan, maju dan sejahtera penuh keadilan.
Pada kesempatan itu, Presiden menjelaskan pula bahwa memang, Indonesia bukan negara agama. "Namun negara kami juga bukan negara sekular. Negara kami dibangun di atas dasar falsafah negara dan ideologi nasional yang kami namakan Pancasila.
“Ia merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dari lima dasar penyangga kekuatan dan persatuan kami, ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan/perwakilan dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Dikatakan pula bagaimana sejak semula RI mendukung hak syah rakyat Palestina.
Koor As Syafi’iyah turut menyemarakkan acara pembukaan ini berbagai lagulagu bernafaskan Islam dibawakan oleh pelajar-pelajar dari perguruan As Syafi’iyah Jakarta, sedangkan drumband anak-anak sekolah menyambut kedatangan tamu di halaman gedung Balai Sidang
Suasana jalannya acara hari ini memang tampak lain dari yang lain, sebab delegasi wanita tidak lebih dari dua orang yang tampak.
Demikian pula undangan kaum ibu lainnya di tempatkan semuanya di balkon atas sederetan dengan para menteri pembangunan III dan para Duta Besar negara-negara sahabat.
Dalam acara pembukaan Muktamar itu, selain dibacakan pesan dari Raja Khalid dan ketua PLO Yaser Arafat, juga dibacakan pesan tertulis dari pemimpin Turki Siprus Rauf Denktas, PM Turki Sulaeman Demirel, Presiden Pakistan Zia ul Hag, dan sekjen Organisasi Konferensi Islam Chabib Chatti. Muktamar diikuti oleh 327 peserta mewakili berbagai media masa di 49 negara.
Ketua Organisasi pembebasan palestina (PLO), Yaser Arafat, dalam pesan tertulisnya mengharapkan, hendaknya muktamar Media Massa Islam Sedunia I di Jakarta ini, ikut memikirkan masalah pembebasan Palestina dalam rangka persatuan dan kesejahteraan Islam.
Ditegaskan, Baitul Maqdis di Yerussalem yang kini dikuasai Israel harus dibebaskan dan diselamatkan. Arafat juga meminta perhatian atas kekejaman dan kesewenang-wenangan Israel terhadap bangsa Palestina.
Sementara itu, Raja Khalid dalam pesan tertulis yang dibacakan oleh Deputy Menteri Penerangan Saudi Arabia, juga mengharapkan agar forum muktamar ini bisa merumuskan langkah dalam rangka pembebasan Baitul Magdis. Pada bagian pesannya, Raja Khalid menyatakan bangsa Indonesia telah berhasil mengamalkan ajaran-ajaran islam, dalam kerangka lima sila seperti tertuang alam pancasila.
Sambutan atas nama seluruh delegasi Muktamirin disampaikan oleh Syekh Rajab At Tamimi, intinya menyangkut masalah Palestina dan Baitul Maqdis. Menurut dia, putusan Israel menetapkan akan menjadikan Baitul Maqdis sebagai ibukota negaranya, itu berarti menganggap enteng kepada umat Islam.
Sementara itu wakil seluruh delegasi Muktamar ini menilai, saat ini Dewan Keamanan PBB sudah lumpuh untuk melaksanakan tugasnya, tidak mampu mengembalikan bangsa Palestina ke tempatnya semula maka satu satunya jalan agar perjuangan rakyat Palestina berhasil ialah dengan cara jihad. Itu pulalah yang perlu dibicarakan dalam muktamar ini, sebab muhtamar ini menurut sudah merupakan suatu persatuan umat Islam sedunia.
Ali Harakan
Sekjen Rabithan Alam Al islami Ali Al Harakan mengatakan, peranan Islam selama ini kecil sekali. Untuk itu dalam muktamar ini perlu dipikirkan, perlu diperdebatkan dengan serius. Cita-cita muktamar ini, dikatakan, adalah untuk menciptakan penerangan yang konsekwen dengan misi Islam.
Mengawali pembukaan muktamar tersebut, Ketua Muktamar, Harmoko, melaporkan bahwa seluruh peserta berjumlah 327 orang dari berbagai negara.
Serangkaian dengan kegiatan muktamar ini Presden Soeharto telah berkenan menyaksikan pameran pembangunan fisik dan kemajuan Islam di Indonesia. Antara lain juga pameran seni kaligrafi, foto-foto hasil pembangunan dan foto Presiden Soeharto ketika melakukan umroh di Mekkah bersama Ny. Tien Soeharto.
Selesai acara pembukaan Muktamar hari ini, dilanjutkan dengan bersantap kecil. Karena saat itu telah masuk waktu shalat lohor, langsung diadakan shalat bersama di tempat acara tersebut.
Untuk menghormat tamu-tamu dari berbagai negara yang hadir, pihak panitia menghiasi seluruh ruangan. (DTS)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber: MERDEKA (02/09/1979)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 835-836.